Masih maraknya fenomena kasus
kenakalan remaja dan kekerasan seksual terhadap anak merupakan indikator bahwa
penerapan pendidikan karakter di Indonesia belum berhasil. Pendidikan karakter
secara umum belum berhasil membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa.
Hal itu dikemukakan anggota
Komisi X DPR Herlini Amran di Tanjungpinang, Selasa (5/3/2013). “Saat ini
Indonesia sudah dalam kondisi "darurat moral baik". Pemerintah harus
segera melakukan evaluasi yang komprehensif terkait pelaksanaan pendidikan
karakter atau muatan moral dalam sistem pendidikan nasional,” ujar Herlini.
Ia mengatakan tujuan pendidikan
nasional yang hakiki adalah penguatan moral anak bangsa. Menurutnya, jika
tawuran pelajar dan kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat, maka
pemerintah belum berhasil menyelenggarakan pendidikan nasional.
Ia mengemukakan, evaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sangat berguna untuk memastikan
persiapan implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 nanti. Ini juga
mencakup anggaran dan strategi pembelajaran terkait penguatan moral siswa.
"Pelaksanaan pendidikan
karakter juga harus berbasis keteladanan guru dan melibatkan peran orang tua
siswa. Padahal, pada 2012 anggaran terkait program pendidikan karakter mencapai
Rp100 miliar lebih," ujarnya.
Hal lain yang perlu ditingkatkan
adalah aspek moral para pendidik itu sendiri, dan kompetensi kurikulum 2013
harus dapat mencetak siswa yang berkarakter.[as]
Sumber: antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar