Rabu, 06 Maret 2013





Masih maraknya fenomena kasus kenakalan remaja dan kekerasan seksual terhadap anak merupakan indikator bahwa penerapan pendidikan karakter di Indonesia belum berhasil. Pendidikan karakter secara umum belum berhasil membentuk bangsa yang bermartabat dan berwibawa.

Hal itu dikemukakan anggota Komisi X DPR Herlini Amran di Tanjungpinang, Selasa (5/3/2013). “Saat ini Indonesia sudah dalam kondisi "darurat moral baik". Pemerintah harus segera melakukan evaluasi yang komprehensif terkait pelaksanaan pendidikan karakter atau muatan moral dalam sistem pendidikan nasional,” ujar Herlini.

Ia mengatakan tujuan pendidikan nasional yang hakiki adalah penguatan moral anak bangsa. Menurutnya, jika tawuran pelajar dan kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat, maka pemerintah belum berhasil menyelenggarakan pendidikan nasional.

Ia mengemukakan, evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sangat berguna untuk memastikan persiapan implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 nanti. Ini juga mencakup anggaran dan strategi pembelajaran terkait penguatan moral siswa.

"Pelaksanaan pendidikan karakter juga harus berbasis keteladanan guru dan melibatkan peran orang tua siswa. Padahal, pada 2012 anggaran terkait program pendidikan karakter mencapai Rp100 miliar lebih," ujarnya.

Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah aspek moral para pendidik itu sendiri, dan kompetensi kurikulum 2013 harus dapat mencetak siswa yang berkarakter.[as]

Sumber: antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar