Persoalan radikalisme yang berujung pada
aksi teror merupakan masalah yang cukup kompleks. Karena itu, cara
menyelesaikannya tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah saja.
Namun juga harus memaksimalkan peran masyarakat, ormas keagamaan,
akademisi, dan lain sebagainya.
Dosen Pascasarjana Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Ahmad Yani Anshori, MA.,
mengatakan, peran masyarakat, ormas, dan akademisi sangat penting.
Menurut dia, peran akademisi sangat penting untuk memberikan pemetaan
fenomena radikalisme agama secara berimbang. Misalnya memetakan mana
kelompok yang dapat dikategorikan radikal, dan faktor apa penyebabnya.
Namun, kata Yani, akademisi harus
seimbang dalam memberikan pemahaman terkait fenomena radikalisme agama
ini. “Para akademisi ini seringkali ketika melihat fenomena radikalisme
agama tidak seimbang. Kadang kita melihat ini dalam perspektif Barat dan
akhirnya menjadi kepentingan Barat. Mestinya kita bisa memetakan
persoalan ini,” kata Yani pada Lazuardi Birru.
Lebih jauh Yani mengatakan, dari hasil
pemetaan yang dilakukan akademisi tersebut, kemudian pemerintah
menindaklanjutinya dengan cara mengakomodir kelompok-kelompok yang sudah
teridentifikasi sebagai kelompok radikal. “Kalau negara bisa
mengakomodir mereka, saya kira persoalan ini akan selesai,” imbuhnya.
Baru kemudian, lanjut Yani, jika
terindikasi bahwa mereka ingin mendirikan negara Islam dan merubah
bentuk negara dengan menghalalkan segala cara, maka hal tersebut sudah
masuk tindakan makar, dan harus ditangkap. “Tapi kalau mereka hanya
ingin diakui sebagai warga negara bangsa ini, identitasnya seperti ini,
keinginannya seperti ini, dan tetap ikut dalam NKRI, saya kira tidak
masalah,” demikian dosen ilmu politik Islam UIN Sunan Kalijaga ini
menjelaskan.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar