Kamis, 28 Maret 2013

Akademisi Harus Bisa Melakukan Pemetaan Kelompok Radikal




Persoalan radikalisme yang berujung pada aksi teror merupakan masalah yang cukup kompleks. Karena itu, cara menyelesaikannya tidak cukup hanya mengandalkan peran pemerintah saja. Namun juga harus memaksimalkan peran masyarakat, ormas keagamaan, akademisi, dan lain sebagainya.

Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Ahmad Yani Anshori, MA., mengatakan, peran masyarakat, ormas, dan akademisi sangat penting. Menurut dia, peran akademisi sangat penting untuk memberikan pemetaan fenomena radikalisme agama secara berimbang. Misalnya memetakan mana kelompok yang dapat dikategorikan radikal, dan faktor apa penyebabnya.

Namun, kata Yani, akademisi harus seimbang dalam memberikan pemahaman terkait fenomena radikalisme agama ini. “Para akademisi ini seringkali ketika melihat fenomena radikalisme agama tidak seimbang. Kadang kita melihat ini dalam perspektif Barat dan akhirnya menjadi kepentingan Barat. Mestinya kita bisa memetakan persoalan ini,” kata Yani pada Lazuardi Birru.

Lebih jauh Yani mengatakan, dari hasil pemetaan yang dilakukan akademisi tersebut, kemudian pemerintah menindaklanjutinya dengan cara mengakomodir kelompok-kelompok yang sudah teridentifikasi sebagai kelompok radikal. “Kalau negara bisa mengakomodir mereka, saya kira persoalan ini akan selesai,” imbuhnya.

Baru kemudian, lanjut Yani, jika terindikasi bahwa mereka ingin mendirikan negara Islam dan merubah bentuk negara dengan menghalalkan segala cara, maka hal tersebut sudah masuk tindakan makar, dan harus ditangkap. “Tapi kalau mereka hanya ingin diakui sebagai warga negara bangsa ini, identitasnya seperti ini, keinginannya seperti ini, dan tetap ikut dalam NKRI, saya kira tidak masalah,” demikian dosen ilmu politik Islam UIN Sunan Kalijaga ini menjelaskan.[Az]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar