Plt Kepala Badan Litbang dan
Diklat Kemenag Machasin mengemukakan, Indonesia merupakan negara yang sangat
toleran. Hal ini, kata Machasin, misalnya bisa dilihat dari adanya hari libur
nasional dalam perayaan hari besar agama-agama minoritas.
“Konghucu di Indonesia jumlahnya
hanya 4 -5 juta, tapi hari raya-nya dijadikan hari libur nasional. Umat Islam
di Prancis dan Jerman sekitar 10%, tapi Idul Fitri dan Idul Adha tidak
dijadikan hari libur oleh mereka,” kata Machasin ketika membuka acara Launching
Laporan Tahunan Kehidupan Keagamaan di Indonesia 2012, di Hotel Akmani Jakarta,
Kamis.
Senada dengan itu, Jusuf Kalla
(JK) yang tampil sebagai komentator pertama menegaskan bahwa toleransi di
Indonesia sangat baik. Hal ini, menurut dia, bisa dilihat dan dibuktikan dari
beberapa perspektif. Dari hari libur nasional, rata-rata hari libur nasional di
Indonesia adalah hari libursemua agama. “Ini tidak terjadi di negara apapun di
dunia,” tegasnya.
Menguatkan JK, Slamet Effendy
Yusuf menegaskan bahwa toleransi di Indonesia tidak hanya sekedar masalah
pergaulan, tetapi bahkan sampai pada masalah political sharing. “Sejak kemerdekaan,
tidak ada satupun kabinet yang tidak bercampur antara muslim dan non muslim,”
kata Ketua MUI bidang kerukunan umat beragama ini.
Karenanya, Slamet mendorong agar
toleransi dipahami pada struktur yang lebih luas; tidak sekedar interaksi
antaragama, tapi juga pada wilayah sharing,
pada ranah politik maupun sosial. “Ini sesuatu yang hampir tidak terjadi di
negara lain,” imbuhnya.[Az]
Sumber: Kemenag.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar