Kamis, 07 Maret 2013

Kemenag Diharap Proaktif Respon Konflik Sosial






Kementerian Agama diharap untuk lebih proaktif merespons persoalan-persoalan kemanusiaan dan konflik sosial dengan pendekatan kemanusiaan. Hal itu disampaikan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Selama ini ketika ada konflik, Kemenag itu lebih banyak menyerahkan kepada instansi lain dan organisasi kemanusiaan (Ormas),” kata JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, saat memberikan ceramah pada acara laporan tahunan kehidupan keagamaan di Indonesia 2012 di Jakarta, Kamis.

Pada acara itu hadir Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag M. Nur Kholis Setiawan, Edy Purwanto, sekretaris eksekutif dan Direktur KWI, Slamet Effendi Yusuf dari pengurus besar Nahdlatul Ulama dan Asrori S. Karni, praktisi media (Redaktur Majalah GATRA).

Pada acara yang dipandu Ahmad Sjafii Mufid tersebut, JK mengatakan jajaran Kemenag harus membangun kepedulian lebih luas lagi terhadap persoalan kemanusiaan. Terutama terkait jika terjadi konflik, karena persoalan kehidupan keagamaan harus dilakukan dengan pendekatan berbagai pihak.

Ia menyebut jika berbicara wilayah politik, tentu di situ akan terkait dengan keakuan. Sementara dengan wilayah agama akan berkaitan dengan solidaritas. “Kenapa demikian, sebab jika bicara agama seseorang berani mengorbankan jiwa raganya untuk mati dan menjadi sahid. Tetapi, jika wilayah politik, hal itu nanti dulu. Alasannya, karena terkait dengan kekuasaan dan apa yang akan diperoleh kemudian,” ungkapnya.

Ia pun melihat ada pimpinan agama terseret menjual agama dengan murah. Mengajak seseorang merusak rumah ibadah dan kemudian mendapat pahala. Termasuk mengajak membunuh seseorang. Padahal, tak satu pun ajaran agama mengajarkan membunuh masuk surga. “Tunjukkan kepada saya, merusak dan membunuh orang dapat pahala dan masuk surga,” kata dia.

Untuk itu ia pun berharap tokoh agama tak terpancing untuk memperbesar isu yang berkembang tatkala terjadi konflik.

Kemenag, kata dia, punya peran stategis ikut meredam konflik sosial. Bukan membicarakan persoalan keagamaan, seperti kasus Sampang dan pembangunan rumah ibadah melulu dilakukan dari hotel ke hotel. Jika terjadi konflik, pihak kementerian agama menyerahkan hal itu kepada pemangku kepentingan lain. "Itu urusan Ormas," katanya.[Az]

Sumber: Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar