Ilmuan Muslim dinilai jarang membaca dan
mendasarkan hipotesis pada Alquran dan Hadis. Sementara ilmuan Barat
sering mendasarkan hipotesis dari Alquran dan Hadis.
Hal itu dikatakan anggota Dewan Pakar
Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Dr Rokhmin Dahuri dalam
diskusi Penataan Iptek bagi Pembangunan Peradaban Bangsa di Balai
Sidang Jakarta, Rabu (19/12/2012).
“Ilmuwan Barat sering mendasarkan
hipotesis dari Alquran dan Hadis. Tapi, ilmuwan Islam justru sebaliknya,
jarang membaca, apalagi mendasarkan hipotesis pada Alquran dan Hadis,”
ujarnya.
Rokhmin mengatakan dalam surat Ali Imron
terdapat banyak bidang keilmuan yang tersirat seperti merenungkan
kejadian alam. Tujuannya, agar umat Islam menguasai teknologi. Namun
ilmuwan Barat, kata dia banyak yang tidak jujur dan anehnya kita malah
alergi dengan Alquran dan Hadis.
Menurut dia fenomena yang terjadi saat
ini ilmuwan Muslim banyak yang menelan mentah-mentah Iptek Barat,
padahal kemajuan Iptek yang dilakukan Barat terbukti gagal, berbeda
dengan pada saat masa kejayaan Iptek Islam yang terbukti berhasil.
“Kalau Barat berpikirnya bagaimana
mematenkan dan menjualnya. Kalau Islam berbeda, ilmu itu harus
disebarluaskan tanpa harus dijual,” ujar dia.
Rokhmin mendorong agar umat Islam tidak
berhenti sebatas dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dia yakin kejayaan
Iptek sesungguhnya adalah bermanfaat bagi seluruh umat manusia.[wan]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar