Polisi mengaku
masih melakukan penyelidikan soal video kekerasan terhadap terduga teroris yang
diduga dilakukan Densus 88. Namun polisi mencium ada indikasi jika pelaku ingin
membuat citra Densus buruk.
"Kita akan telusuri
siapa yang membuat pertama, tapi kan susah. Bisa saja pelaku teroris yang
mendiskreditkan Densus karena aktivitasnya diganggu," ujar Kabareskrim
Komjen Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/3).
Menurutnya, hal ini
harus ditindaklanjuti karena polisi tidak mau menjadi sasaran orang-orang
seperti ini. Apalagi belakangan diketahui video tersebut disambung-sambung dan
dimodifikasi.
"Saya coba
untuk cari tahu tujuannya. Apa untuk menyudutkan kita? Akan kita ungkap. Jangan
sampai polisi jadi bulan-bulanan karena orang-orang seperti ini. Fakta
disambung-sambung seolah-olah terjadi kekerasan luar biasa," tegas dia.
Sutarman
menjelaskan kembali terkait video kekerasan itu. Hasil penyidikan Polri
menyebutkan bahwa video sepanjang 13.54 menit ini adalah video modifikasi dari
dua peristiwa di Poso.
Pertama ada video
penembakan empat Brimob di Taman Jeka dan video selanjutnya, adalah penangkapan
teroris Wiwin di Tanah Runtuh. Kedua peristiwa ini terjadi pada 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar