Majelis seperti maulidan dan
shalawatan merupakan madrasah untuk mengenal Nabi Muhammad SAW. Hal itu
diungkapkan Habib Ismail bin Abdullah Al-Attas pada acara Tabligh Akbar Polres
Karanganyar, Jumat (28/2) lalu.
Beliau menceritakan, pada suatu
pagi, sayyidatina Aisyah, istri Nabi, kaget ketika membuka pintu rumah melihat
Nabi tengah tertidur di depan pintu. Beliau bertanya kepada Nabi, “Mengapa
engkau tidak masuk?” tanyanya. “Semalam aku pulang malam. Aku tidur di sini
karena aku takut kalau aku mengetuk pintu, dapat mengganggu tidurmu,” jawab
Nabi.
Habib Ismail mengatakan kisah
tadi menjadi salah contoh, bagaimana Nabi memuliakan keluarganya. Pun, terhadap
para sahabat beliau, meski beliau seorang pemimpin besar, namun beliau tetap
memuliakan para sahabat dan sering memuji mereka. “Saat ini, orang lebih jago
untuk mengkritik daripada memuji,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, “Orang bisa
jelekkan kita, tapi kita tidak perlu merendahkan diri dengan ikut balik
menjelekkan,” katanya. “Jika kita mengikuti nabi, maka sepantasnya kita ikuti
akhlak beliau,” imbuhnya.
“Kita inginkan persatuan,
solidaritas yang kuat dalam masyarakat. Tapi jangan berkhayal itu semua, jika
kita sendiri tidak mengerti cara menghormati orang lain,” pungkasnya.[Az]
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar