Selasa, 05 Maret 2013

Menko Polhukam: Media harus Tetap di Jalur Pembangunan Demokrasi





Bila banyak orang mengatakan tahun 2013 adalah tahun politik, tahun keras dan panas jelang Pemilu 2014, bagi Menko Polhukam Djoko Suyanto, tahun 2013 adalah tahun dinamis.

"Saya lebih senang dengan kata-kata dinamis, sehingga hasilnya yang kita ingingkan dinamis," ujar Menko Polhukam.

Menko Polhukam tak menampik besarnya peran media massa dalam memberitakan dan mengkonstruksi isu yang beredar di masyarakat terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia. “Peran media dalam membentuk opini di masyarakat tidak dapat dinafikan, dan sangat berdampak”, kata Menko Polhukam Djoko Suyanto.

Menko Polhukam mengemukakan, dibanding zaman Orde Baru, saat ini media mengalami kebebasan yang luar biasa. Kebebasan tersebut, sambung Menko, bukan berarti bersifat menghancurkan, akan tetapi harus positif dan mencerahkan masyarakat.

Untuk hal itu, Djoko Suyanto menegaskan, para pemilik media dan wartawan harus memiliki nilai-nilai kebebasan yang berintegritas tinggi dengan memiliki tanggung jawab, kehormatan, dan menjunjung demokrasi. “Untuk banyak hal, baik buruknya suatu negara terlihat dari bagaimana sebuah media memotret suatu peristiwa dan itu hasil yang realistis di lapangan," tukasnya.

Menko Polhukam Djoko Suyanto mengajak media tetap pada jalurnya membangun demokrasi Indonesia. Jangan sampai media yang memiliki peran besar dalam pembentukan opini malah digunakan untuk kepentingan politik tertentu, bukan untuk rakyat.

Di dalam sambutannya Menko Polhukam mengutip sebuah hasil survei yang menempatkan posisi media begitu besar mendapat kepercayaan publik. "Dalam Survei Edelman Trust Barometer dijelaskan bahwa kepercayaan publik terhadap pers 77 persen jauh lebih tinggi dibandingkan  kepercayaan publik ke pemerintah yang hanya 47 persen. Itu menunjukkan peran media sangat luar biasa," tuturnya. [Mh]

Sumber: Polkam.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar