Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa menegaskan pentingnya diplomasi dan negosiasi sebagai senjata ampuh
untuk menyelesaikan beragam konflik, termasuk yang terjadi di Suriah. Menurut dia
diplomasi dan negosiasi harus diutamakan dalam penyelesaian konflik Suriah.
Konflik Suriah tidak dapat diselesaikan melalui solusi militer.
"Indonesia berkeyakinan
bahwa diplomasi harus selalu diutamakan dan dikedepankan dalam penyelesaian
situasi konflik, termasuk konflik Suriah," ujar Marty ketika menghadiri
pertemuan internasional tingkat menteri untuk Suriah (Konferensi Jenewa II) di
Montreux, Swiss, Rabu (22/1/2014).
Dalam konferensi itu, Indonesia menyampaikan
tiga pesan utama yang diungkap oleh masyarakat internasional Suriah. Pesan
pertama, konflik Suriah tidak dapat diselesaikan melalui jalur militer, tetapi
harus melalui solusi politik yang komprehensif dan inklusif.
Kedua, penghentian kekerasan bersenjata
harus menjadi prioritas dan kunci untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di
Suriah. Ketiga, bantuan kemanusiaan harus dapat disalurkan kepada kalangan
sipil yang sangat memerlukannya.
Konferensi Jenewa II
diselenggarakan atas undangan Sekjen PBB dan dihadiri oleh 39 negara yang
secara khusus diundang, termasuk Indonesia. Mereka yang diundang adalah negara
kawasan di sekitar Suriah dan negara lain yang dianggap dapat memberikan
kontribusi penting terhadap penyelesaian konflik Suriah.
Konferensi ini ditujukan untuk
menggalang dukungan masyarakat internasional terhadap proses negosiasi yang
konstruktif di antara pihak yang bertikai di Suriah untuk mencapai penyelesaian
yang komprehensif.
Konferensi Jenewa II dianggap
penting karena untuk pertama kalinya pihak yang bertikai di Suriah duduk dalam
meja perundingan. Pertemuan internasional yang dipimpin Sekjen PBB di Montreaux
ini akan dilanjutkan dengan pertemuan di antara pihak Suriah di Jenewa pada 24
Januari 2014 yang akan difasilitasi oleh Utusan Khusus Bersama untuk Suriah,
Lakhdar Brahimi.
"Indonesia menyadari situasi
di Suriah sangat kompleks. Namun kenyataan tersebut tidak dapat mengalihkan
kita semua dari keperluan mendesak yang sangat fundamental dan mendasar yaitu
dihentikannya segera konflik di Suriah," ujar Marty.
Pertemuan ini merupakan rangkaian
konperensi internasional untuk Suriah yang digagas bersama oleh Amerika Serikat
dan Rusia. Serta bekerja sama dengan PBB. Konferensi Jenewa I diselenggarakan
pada 30 Juni 2012 di Jenewa, Swiss.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar