Senin, 13 Januari 2014

Umat Islam Diimbau Hidup Sederhana Mencontoh Nabi




Sejumlah alim ulama dan ormas Islam mengimbau para pejabat dan umat Islam untuk menjadikan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw sebagai upaya meneladani kepemimpinan nabi yang sederhana. Hidup sederhana merupakan cara ampuh untuk menghindari diri dari menyelewengkan jabatan dan korupsi yang kini menggerogoti kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Hal itu dikatakan Ketua MUI Jabar Bidang Kerukunan H. Djadja Djahari, Sekretaris ICMI Jabar H. D. Sodik Mudjahid, Muhtasyar PW NU Jabar H. Habib Syarief Muhammad Alaydrus, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jabar H. Zulkarnaen, Sekretaris Muhammadiyah Kab. Bandung H. Jamjam Erawan, Ketua Syarikat Islam Jabar H. Nandang Koswara, Ketua Persatuan Umat Islam Jabar H. Iding Bahrudin, dan Ketua Mathlaul Anwar Jabar H. Fadhil Syamsuddin, Minggu (12/1/2014).
“Maulid Nabi Muhammad yang diperingati setiap 12 Rabiul Awal yang tahun ini jatuh pada Selasa (14/1) merupakan momentum untuk melakukan transformasi sosial menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik,” kata Djadja.
Sodik menambahkan, Nabi Muhammad merupakan contoh terbaik dalam membangun negara, bangsa, dan masyarakat yang bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kerap muncul anggapan nabi tidak bisa ditiru sebab terlalu sempurna. Padahal nabi itu manusia biasa sehingga keteladanannya bisa kita pelajari dan ikuti,” katanya.
Zulkarnaen mengatakan, di tengah krisis kebangsaan yang salah satunya ditandai dengan krisis kepemimpinan, maka merayakan Maulid Nabi Saw menjadi sesuatu yang sangat penting untuk meneladani dan bercermin kepada akhlak yang telah diteladankannya.
“Tentu bukan sebatas perayaan Maulid Nabi melainkan bagaimana kita memahami sejarah nabi lalu mulai sedikit demi sedikit menerapkan akhlak nabi dalam kehidupan. Salah satu contoh akhlak nabi adalah hidup sederhana sehingga nabi tak pernah menyelewengkan kekuasaannya yang luas,” katanya.
Kepemimpinan Nabi Muhammad, kata Zulkarnaen, mengacu Kepada landasan akhlakul karimah. “Minimal melalui karakterestiknya yang meliputi sikap transparan (tablig), menjaga kepercayaan (amanah), menjunjung tinggi kejujuran (siddiq) dan memuliakan akal budi (fathanah). Semua sifat itu bisa kita tiru termasuk para pejabat,” ucapnya.
Sedangkan Habib Syarief mengatakan, akhlak Nabi Muhammad Saw yang mulia menjadi inspirasi dalam membangun negara yang berkeadaban (madinah munawwarah).
“Pemimpin itu harus memberikan contoh bukan sebatas omong doang (omdo). Kalau pemimpin mengajak hidup sederhana, maka memang dia hidupnya sederhana,” ujarnya.
Sementara itu, H. Fadhil Syamsuddin mengatakan, Maulid Nabi juga juga menjadi momentum emas untuk kembali menghidupkan spirit masjid sebagai "rumah Allah" (baitullah) sekaligus "rumah umat".
“Kemakmuran masjid sebagai modal sosial dan spiritual dalam mewujudkan umat yang beharkat lahir dan batin. Masjid jangan hanya sebatas bergaya mewah, namun juga harus berdaya dan memberdayakan umat,” katanya.
Sumber: Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar