Sejumlah alim ulama dan ormas
Islam mengimbau para pejabat dan umat Islam untuk menjadikan momentum
peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw sebagai upaya meneladani kepemimpinan nabi
yang sederhana. Hidup sederhana merupakan cara ampuh untuk menghindari diri
dari menyelewengkan jabatan dan korupsi yang kini menggerogoti kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat.
Hal itu dikatakan Ketua MUI Jabar
Bidang Kerukunan H. Djadja Djahari, Sekretaris ICMI Jabar H. D. Sodik Mudjahid,
Muhtasyar PW NU Jabar H. Habib Syarief Muhammad Alaydrus, Ketua Umum Dewan
Masjid Indonesia Jabar H. Zulkarnaen, Sekretaris Muhammadiyah Kab. Bandung H. Jamjam
Erawan, Ketua Syarikat Islam Jabar H. Nandang Koswara, Ketua Persatuan Umat
Islam Jabar H. Iding Bahrudin, dan Ketua Mathlaul Anwar Jabar H. Fadhil
Syamsuddin, Minggu (12/1/2014).
“Maulid Nabi Muhammad yang
diperingati setiap 12 Rabiul Awal yang tahun ini jatuh pada Selasa (14/1)
merupakan momentum untuk melakukan transformasi sosial menuju kehidupan
berbangsa dan bernegara yang lebih baik,” kata Djadja.
Sodik menambahkan, Nabi Muhammad
merupakan contoh terbaik dalam membangun negara, bangsa, dan masyarakat yang
bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kerap muncul anggapan nabi tidak
bisa ditiru sebab terlalu sempurna. Padahal nabi itu manusia biasa sehingga
keteladanannya bisa kita pelajari dan ikuti,” katanya.
Zulkarnaen mengatakan, di tengah
krisis kebangsaan yang salah satunya ditandai dengan krisis kepemimpinan, maka
merayakan Maulid Nabi Saw menjadi sesuatu yang sangat penting untuk meneladani
dan bercermin kepada akhlak yang telah diteladankannya.
“Tentu bukan sebatas perayaan
Maulid Nabi melainkan bagaimana kita memahami sejarah nabi lalu mulai sedikit
demi sedikit menerapkan akhlak nabi dalam kehidupan. Salah satu contoh akhlak
nabi adalah hidup sederhana sehingga nabi tak pernah menyelewengkan
kekuasaannya yang luas,” katanya.
Kepemimpinan Nabi Muhammad, kata
Zulkarnaen, mengacu Kepada landasan akhlakul karimah. “Minimal melalui
karakterestiknya yang meliputi sikap transparan (tablig), menjaga
kepercayaan (amanah), menjunjung tinggi kejujuran (siddiq) dan
memuliakan akal budi (fathanah). Semua sifat itu bisa kita tiru termasuk
para pejabat,” ucapnya.
Sedangkan Habib Syarief
mengatakan, akhlak Nabi Muhammad Saw yang mulia menjadi inspirasi dalam
membangun negara yang berkeadaban (madinah munawwarah).
“Pemimpin itu harus memberikan
contoh bukan sebatas omong doang (omdo). Kalau pemimpin mengajak hidup
sederhana, maka memang dia hidupnya sederhana,” ujarnya.
Sementara itu, H. Fadhil
Syamsuddin mengatakan, Maulid Nabi juga juga menjadi momentum emas untuk
kembali menghidupkan spirit masjid sebagai "rumah Allah" (baitullah)
sekaligus "rumah umat".
“Kemakmuran masjid sebagai modal
sosial dan spiritual dalam mewujudkan umat yang beharkat lahir dan batin.
Masjid jangan hanya sebatas bergaya mewah, namun juga harus berdaya dan
memberdayakan umat,” katanya.
Sumber: Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar