Senin, 06 Januari 2014

Pembangunan Penjara Khusus Teroris dapat Dukungan



Rencana Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk membangun penjara khusus bagi para narapidana terorisme mendapat dukungan dari Menteri Agama Suryadharma Ali. Ia pun siap membantu BNPT merealisasikan penjara khusus untuk terpidana terorisme.
Menurut Suryadharma para terpidana kasus terorisme jangan dicampur dengan narapidana kasus-kasus lain, tetapi mereka perlu penanganan khusus.
“Bila disatukan dengan tahanan lain, bisa berbahaya. Mereka bisa mempengaruhi tahanan lain dengan pemikiran radikal,” kata Suryadharma di Jakarta, Minggu (5/1/2014).
Ia mengatakan bila narapidana kasus terorisme dipisahkan dengan narapidana kasus lain, maka penanganan terhadap mereka bisa lebih fokus.
“Dengan adanya penjara khusus teroris, minimal pendekatannya bisa dibagi dua – mana yang kelompok pengikut dan mana yang fanatik. Penanganannya tidak bisa disamakan,” ujarnya.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal Agus Surya Bakti mengungkapkan, rencananya penjara khusus teroris akan dibangun di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Ini karena petugas dan Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM tak punya kemampuan menangani napi teroris. Justru para teroris bisa mempengaruhi napi lain, termasuk petugas lapas,” kata Agus.
Padahal, kata dia, upaya deradikalisasi penting dilakukan di dalam lapas. Saat ini puluhan teroris dan terduga teroris disatukan dengan narapidana lain di lapas yang sama. Mereka hanya dipisahkan oleh ruang yang berbeda. Akibatnya, teroris masih bisa bersosialisasi dengan narapidana lain.
Hal itulah yang dianggap BNPT amat mengkhawatirkan. “Saat ini napi teroris ada di 22 lapas di seluruh Indonesia. Nanti akan disatukan semua di Sentul, Bogor,” kata Agus.[as]
Sumber: Viva.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar