Anggota Dewan Pertimbangan
Presiden Hubungan Antaragama, Dr KH Ma'ruf Amin, menyebutkan, dalam sejarah
Indonesia tak pernah ada konflik agama.
"Di Indonesia tidak pernah
terdapat konflik beragama, yang ada hanyalah penertiban rumah ibadah,
kesenjangan ekonomi, penyimpangan beragama, dan masalah politik. Dari semua
itulah kadang dimanfaatkan kelompok tertentu menjadi konflik agama," kata
Ma'ruf dalam pertemuan dengan unsur pimpinan dan pejabat Provinsi Bengkulu,
Kamis (23/1/2014).
Dalam beberapa riset yang
dilakukan pemerintah, konflik beragama di Indonesia berakar dari persoalan
tersebut, lalu ditarik oleh kelompok lain menjadi konflik agama untuk
mendapatkan kepentingan tertentu. Meski demikian, ia menambahkan, kewaspadaan
mesti ditingkatkan.
Menurutnya, ada empat bingkai
kerukunan untuk mengurangi persoalan tersebut, di antaranya bingkai politis,
dalam hal ini empat pilar kebangsaan, yakni Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, NKRI,
dan UUD 45.
Bingkai kedua, lanjut Ma'ruf,
ialah teologis, yang menyangkut keyakinan agama masing-masing dengan
mengutamakan teologi kerukunan, bukan teologi konflik. "Tidak saja damai
antaragama dan kepercayaan, tetapi menjaga sikap dan saling peduli satu sama
lain," bebernya.
Bingkai ketiga ialah yuridis,
berupa peraturan menteri yang telah disepakati oleh masing-masing majelis. Yang
terakhir ialah bingkai sosiologis atau kearifan lokal. Indonesia, menurutnya,
memiliki kearifan lokal pada masing-masing daerah.
"Di Batak dikenal dengan
dalihan na tolu yang dikenal berfungsi merekatkan masyarakat walau berbeda
agama. Begitu juga dengan Bugis dan Ambon," jelasnya.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar