Imam Besar Masjid Besar Istiqlal,
Ali Mustafa Yaqub mengatakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw harus dimaknai
sebagai koreksi misi keumatan umat Islam saat ini. Menurut dia koreksi keumatan
ini penting untuk memaknai kembali pesan Rasulullah Saw.
"Di momentum Maulid Nabi
Muhammad SAW kita harus mulai mengoreksi diri apakah misi keumatan kita sudah
sesuai dengan misi kerasulan yang dibawa oleh Rasulullah," ujar Ali,
Selasa (14/1/2014).
Ali mengatakan, Rasulullah Saw sudah
memberi sinyal akan datang dimana umat Islam tidak lagi menjadikan Rasulullah Saw
sebagai teladan dan Islam sebagai pegangan hidup. Menurutnya umat Islam harus
waspada jika peringatan Rasulullah Saw tersebut terjadi pada kita.
“Untuk itu introspeksi misi
keumatan penting, apakah selama ini secara pribadi telah menjadi makmum yang
benar dan mengikuti misi kerasulan Muhammad Saw. Atau malah sebaliknya, kita
telah menelantarkan syariat dan anjuran Rasulullah, mengikuti hawa nafsu. Dan
hanya menjadikan maulid dan ibadah sebatas ritual dan seremonial,"
tuturnya.
Dia mengimbau umat Islam agar
memilih pemimpin yang ideal atau mendekati ideal dari sisi kualitas
kepemimpinan dan keagamaan. Ia pun meminta umat Islam tidak antipati memilih
pemimpin, karena ini demi kepentingan umat Islam yang mayoritas di Indonesia.
Hal senada di sampaikan Ketua
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas. "Maulid adalah momentum
kembali meneladani akhlak Rasulullah," ujarnya.
Selain itu, menurut dia di
momentum maulid dan jelang pemilu mendatang, adalah pesan penting bagi umat
Islam memilih pemimpin yang bisa meneladani sifat Rasulullah. Diantaranya, shiddiq
atau berintegritas, amanah atau memiliki kredibiltas, tabligh atau
komunikatif serta dekat dengan rakyat dan fathanah atau kreatif dan
inovatif.
"Umat Islam harus bisa
menentukan pemimpin yang sangat peduli dengan kesejahteraan rakyatnya, tidak
mementingkan diri sendiri," ujar Yunahar.[as]
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar