Jumat, 24 Januari 2014

KH Sahal Sosok Ulama Panutan dan Sederhana




Almarhum Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  (PBNU) KH Muhammad Achmad Sahal Mahfudz adalah ulama sederhana dan panutan. Keteladanannya pantas ditiru generasi muda. Dengan segala kelebihan yang ada pada dirinya, KH. Sahal mampu menempatkan dirinya di tengah masyarakat, organisasi politik dan birokrat.

“Beliau  semasa hidup berusaha bersikap adil dalam memberikan pelayanan kepada  umat,” kata Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Sebagai orang yang dekat dengan almarhum, Nasaruddin Umar mengaku tahu persis  sikap KH. Sahal dalam menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan para pengurus partai. Menurut dia, KH. Sahal tidak pernah menggunakan pengaruhnya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Kalau satu orang partai diterima di kediamannya, maka anggota partai lain pun harus dapat diterima. “Jika tidak, semua orang partai dilarang menemui  Kyai Sahal di kediamannya,”  ujarnya.

Selain itu, kata dia, KH. Sahal pun sangat teliti. Nasaruddin mengaku kerap ditanya setiap ada surat-surat yang diantar kepada KH. Sahal untuk ditandatangani, apakah sudah dibaca terlebih dahulu. “Apa pak Nasaruddin sudah membacanya, saya jawab sudah. Lantas, surat yang sudah diberi disposisi itu ditandatanganinya,” cerita Wamenag yang pernah duduk sebagai sekretaris di PBNU itu.

KH. Sahal tak pernah terlihat marah. Jika ada orang mengadukan persoalan dan menjelekan pihak lain, ia hanya tersenyum. Nasihatnya sangat menyentuh hati. Jika ada persoalan yang menyangkut umat atau kepentingan negara, lanjut Wamenag, KH. Sahal tak segan mendiskusikan hal itu dengan dirinya. “Saya masih harus banyak lagi menimba ilmu,” ujarnya.

Seperti diketahui, KH. Sahal wafat pada Jumat (24/1) dini hari pukul 01.05 WIB. Kiai yang akrab disapa Mbah Sahal itu menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, kompleks pesantren Mathali’ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah.

Rencananya, jenazah Kiai kharismatik ini dimakamkan di Kompleks  Pesantren Mathali’ul Falah pada Jumat pagi, pukul 9.00 WIB.  KH. Sahal yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) lahir di Pati, 17 Desember 1937 silam.

Sejak tahun 1963, Kiai Sahal memimpin Pondok Pesantren Maslakul Huda di Kajen Margoyoso, Pati, Jateng peninggalan ayahnya, KH. Mahfudz Salam.

Kiai kharismatik yang disegani di dalam dan di luar negeri ini telah menghasilkan puluhan ribu alumni. Karena kealimannya, KH. Sahal selalu dilibatkan  dalam proses penetapan hukum Islam baik soal klasik maupun kontemporer. 

Sumber: Kemenag.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar