Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhammad Nuh mengatakan Indonesia bersama negara-negara Islam lainnya
berkomitmen untuk mengembangkan kebudayaan dalam perkembangan Islam. Menurut dia,
budaya memainkan peranan penting untuk menyeimbangkan kehidupan sosial,
ekonomi, kebangsaan, bahkan soal kehidupan beragama.
"Tanpa kebudayaan, kami tak
bisa menjaga kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian di Indonesia yang
memiliki keragaman. Budaya bisa menjadi
penghubung antar perbedaan," kata Nuh pada konferensi khusus menteri
kebudayaan negara-negara Islam, di Madinah, Arab Saudi, Rabu (22/1/2014).
Konferensi tersebut diselenggarakan
oleh ISESCO (Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization). ISESCO
adalah organisasi yang memberikan perhatian pada bidang pendidikan, kebudayaan,
dan ilmu pengetahuan, dan merupakan salah satu badan khusus di bawah Sekjen
Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Nuh mengatakan, Indonesia
memiliki pengalaman menggunakan kebudayaan sebagai alat pemersatu. Yaitu,
merawat warisan budaya, mengembangkan budaya dengan mengikuti perkembangan
zaman, dan membuat warisan budaya memiliki manfaat untuk rakyat banyak. "Karena,
antara masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang, saling
berhubungan," katanya.
Indonesia juga memiliki tradisi
dialog dan kerjasama dalam kehidupan masyarakatnya. Baik dalam soal kepercayaan
maupun kebudayaan. Pemerintah Indonesia menjamin dan menghormati setiap warga
negaranya untuk menggunakan haknya tersebut. "Aturan ini didukung oleh
organisasi keagamaan dan tokoh masyarakat untuk bekerjasama dalam hal budaya
dan agama,"ujar Nuh.
Soal manfaat budaya dalam
kehidupan Islam, Nuh mencontohkan kerarifan lokal yang digunakan untuk
mengembangkan Islam. Yaitu, kisah tentang Sunan Kalijaga, salah satu dari
Walisongo pada abad 15. Kalijaga mengembangkan syiar Islam menggunakan tradisi
budaya setempat. Di mana, Sunan Kalijaga menggunakan wayang, salah satu budaya
yang dipengaruhi agama Hindu, sebagai media untuk menyebarkan Islam.
"Kalijaga menanamkan
nilai-nilai Islam kepada rakyat melalui kesenian wayang,"katanya. Melalui
cara itu, masyarakat yang belum menganut Islam pada waktu itu merasa nyaman dengan
dakwah yang disampaikan Kalijaga. Sehingga, mereka menerima Islam dengan senang
hati tanpa melalui kekerasan.
"Karena itu, pemimpin Islam
Indonesia saat ini tetap mempertahankan kesenian itu sebagai salah satu cara
untuk mengembangkan Islam," kata Nuh yang disambut tepuk tangan para
pemimpin delegasi dari puluhan negara-negara Islam tersebut.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar