Jumat, 10 Januari 2014

Maulid Nabi: Menemukan Sosok Keteladanan sang Rasul




Oleh: Rahmat Kurnia Lubis*

Peringatan Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad Saw biasanya diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal karena pada tanggal tersebut dilahirkannya seorang nabi yang meneruskan risalah kenabian, tauhid berupa pengesaan terhadap Allah SWT. Nabi Muhammad Saw di lahirkan pada hari Isnin (Senin) bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Nabi Muhammad Saw dilahirkan di Makkah, sekitar 200 M dari Masjidil Haram, menjelang terbitnya fajar.  Tahun kelahiran nabi juga disebut dengan tahun Gajah karena pada waktu itu tentara Abrahah dari Yaman datang menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena Allah mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti yang diceritakan Allah SWT pada surat Al Fiil. Serentak dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw, juga singgasana Kaisar di Madain runtuh, api sembahan orang Majusi di Persia yang sejak 1000 tahun menyala, menjadi padam. Dan banyak lagi hal yang menunjukkan keajaiban ketika lahirnya Rasulullah Saw.  
Beliau wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dalam usia 63 tahun. Beliau tidak sempat bertemu dengan ayahnya, karena masih dalam kandungan ibunya, ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal, dan dunia ketika usia 6 tahun ibunya Aminah binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari Yatsrib, setelah berziarah ke kuburan suaminya. Kemudian, Muhammad Saw diasuh oleh kakeknya Abdul Muttalib. Sebelum nabi berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Pamannya, Abi Thalib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad Saw.

Peringatan Maulid Nabi
Hal yang melatarbelakangi peringatan maulid Nabi Muhammad Saw adalah ketika kondisi kehidupan, bangsa, dan secara individu masyarakat sudah menjauh dari nilai agama, sikap memperhatinkan kehidupan bermasyarakat, seperti pemerintahan yang kurang stabil, rakyatnya mulai banyak meninggalkan syariat agamanya, akhlaknya mulai rusak, terjadi banyak kerusuhan-kerusuhan dan kemaksiatan-kemaksiatan. Dari berbagai aspek itu mendorong gerakan yang memunculkan kembali sejarah, perjuangan sosok teladan Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Maulid Nabi diadakan oleh kalangan umat Islam pada kurun ketiga atau tiga ratus tahun setelah hijrah Nabi untuk meredam dan menata kembali kehidupan yang lebih bermartabat. Tokoh pemerintahan yang pertama kali menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi adalah Penguasa Irbil Raja Mudzaffar Abu Said Al Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin. Beliau adalah raja yang cerdas ahli strategi di bidang pemerintahan, pemurah, alim dan adil. Saat itu seorang ulama’ besar Syekh Al Hafidz Ibnu Dahyah yang mengarang kitab tentang sejarah nabi yang diberi nama At-Tanwir fi Maulidil Basyir An-Nadzir, diberi hadiah oleh raja sebesar 1000 dinar.
Setelah diadakan peringatan Maulid Nabi Saw tersebut, pemerintahan kembali stabil, semangat pengamalan agamanya makin baik, negaranya aman, tentram dan bertambah makmur. Sesuai dengan Firman Allah SWT :
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS : Al A’raf :96).

Bercermin dari Nabi yang Agung
Michael H. Hart dalam bukunya 100 Orang Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai deretan paling atas sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Nabi Muhammad Saw adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Nabi Muhammad Saw mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.
Tentu saja Nabi Muhammad Saw pantas menjadi teladan, dan bahkan menjadi perhatian dunia, karena memang beliau pribadi yang sederhana, konsisten, kuat, mendamaikan yang bersengketa, kasih sayangnya yang tiada pernah membedakan, jujur, menghargai berprestasi, membangun peradaban atau negara. Telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah  Rasululla Saw bersabda “Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq”. Artinya sesungguhnya aku diutus Tuhan untuk menyempurnakan (keshalihan) akhlak.
Sejarah telah membuktikan bahwa Rasulullah merupakan pribadi yang kuat, orang yang paling dipercayai akan  kejujurannya sehingga mendapat gelar al amin. Beliau juga termasuk pekerja keras yang tidak pernah menyusahkan kepada saudara bahkan tetangganya, ia pun pribadi yang mandiri, dari beternak kambing sampai sukses membawa bisnis perdagangan Khadijah. Ketika itu hingga Rasulullah mampu meminang konglomerat Siti Khadijah dengan mahar 10 ekor unta. Riwayat lain mengatakan 20 dan ada yang mengatakan 100 ekor unta, bisa kita bayangkan berapa rupiah jika kita nominalkan dengan harga unta saat ini.
Selain jiwa yang mandiri, Rasulullah juga termasuk yang konsisten dan komitmen untuk setiap keputusan, bukan orang yang gamang ketika menghadapi urusan apalagi sudah ditawarkan jabatan, Rasulullah Saw adalah bimbingan Allah SWT yang mendapatkan hidayah menjadi kekasih nya Allah SWT, tawaran dari yang cukup lembut sampai tindakan kekerasan, kebencian terus di ciptakan untuk menghentikan dakwah Islam, namun tidak sedikit pun langkah Muhammad Saw tersurutkan, di mulai dari tawaran untuk menukar nabi dengan anak yang terpandang di kota Makkah kepada Abu Thalib pamannya, menawarkan harta, dan cobaan berupa permusuhan tapi di rasulullah Saw tetap istiqomah dalam mendakwahkan Islam.
Pribadi Muhammad Saw, begitu peduli terhadap besar maupun kecil, pernah suatu ketika seorang anak menangis di hari lebaran, dimana tidak ada yang peduli,  tidak memiliki pakaian yang bagus, tidak ada yang merawat, dan tidak ada makanan, dimana anak-anak se usia nya ketika itu bersuka ria atas lebaran, nabi Muhammad saw mengelus kepala nya, mengajak nya dan menjadikan Fatimah sebagai saudara nya, seorang anak yang tidak pernah menyangka bahwa yang mengelus dan berbicara lembut kepada nya adalah Nabi saw, begitupun dengan seorang Yahudi buta, yang selalu berkata kasar tentang Muhammad saw, ketika wafat nya rasul, maka Abu Bakar memberikan makan kepada orang tua tersebut, sehingga sang tua buta itu mengetahui bahwa saat ini yang memberikan makan kepada nya bukanlah orang yang biasa dengan kelembutan menyuapi nya, Abu Bakar menyampaikan yang selama ini memberikan nya makan adalah Rasulullah Saw, Yahudi tersebut tidak pernah menyangka selama dia berkata kasar Rasulullah Saw tidak pernah sama sekali menaruh dendam dan marah, padahal setiap pagi ketika memberi makan akan selalu di caci tentang Nabi Muhammad Saw itu.
Nabi Muhammad Saw, menghormati orang yang berlainan agama, bahkan nabi saw berdiri untuk menghormati jenazah orang kafir. tidak pernah memaksakan kehendak nya dalam mendakwahkan Islam, bahkan begitu peduli sekalipun terhadap tawanan perang, memerdekakan perbudakan. Baginda nabi menjadi penengah pertikaian antara suku khazraj dengan Aus. Menciptakan undang-undang dalam bentuk peraturan yang membingkai kehidupan bersama antara berbagai macam kelompok dan suku pada piagam Madinah, membentuk kesatuan untuk hidup rukun bersama.
Rasulullah Saw tidak hanya mengajarkan agama yang hanif, tapi mengajarkan bagaimana berkehidupan sosial. Rasulullah mengajarkan agama sesuai dengan kapabilitas dan kebutuhan umatnya. Nabi Saw akhlaknya begitu mulia, sehingga dalam maulid nabi yang akan datang ini bertepatan pada tanggal 14 Januari 2014, pelajaran yang dapat kita ambil darinya adalah bagaimana kita membumikan akhlak yang agung itu, untuk merubah kehidupan yang tidak stabil ini. Kerusakan dan kehidupan hedonisme yang sudah merajalela harus diterapi dengan cita dan tujuan maulid itu sendiri. Di Indonesia maulid Nabi Muhammad Saw merupakan perayaan di setiap daerah, bahkan hingga sampai satu bulan di bulan Rabiul Awal, dari pengajian, sekolahan, bahkan instansi pemerintahan. Marilah kita jadikan momentum maulid ini sebagai moment perubahan dengan kearifan dan kebijaksanaan dengan meneladani Rasulullah Saw. Wallahu ‘Alam

*Penulis adalah alumni Pascasarjana UIN Sunankalijaga Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar