Senin, 20 Januari 2014

Ulama Khawatirkan Umat Jauh dari Masjid




Berkembangnya masjid agung yang megah dan besar di berbagai daerah di Indonesia memberi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam. Namun, di sisi lain kondisi ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi ulama. Sebab, pembangunan masjid sering kali tidak dibarengi dengan semangat umat untuk beribadah.

Hal itu disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub saat melakukan kunjungan ke wilayah Kalimantan Utara di Kota Tarakan. Ia melihat betapa megah dan agungnya Masjid Raya Baitul Izzah di Kota Tarakan.

Namun sayang, jamaah yang shalat di masjid yang megah itu tak begitu banyak. "Ini yang semakin kita khawatirkan ketika umat berlomba-lomba membangun masjid. Tapi di sisi lain, mereka semakin jauh dari aktivitas di masjid," ujarnya, Selasa (14/1/2014).

Menurut Ali, gejala ini sudah terjadi hampir di seluruh Indonesia. Gejala tersebut, kata dia, terlihat ketika pemerintah daerah (pemda) begitu bersemangat membangun masjid raya nan megah.

Tapi di sisi lain, umat Islam di wilayah itu tidak diimbau dan diajarkan untuk selalu mengutamakan aktivitas ibadah lima waktu mereka di masjid.

Ali mengatakan, kondisi ini seharusnya menjadi keprihatinan bersama, tidak hanya para ulama, tapi juga pemda terkait.

Ia khawatir, apabila semangat membangun masjid megah ini tidak dibarengi dengan ajakan umat untuk beraktivitas di masjid, maka ini seperti peringatan Nabi Muhammad SAW bahwa tanda kiamat semakin dekat.

Karenanya, pada momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, Ali kembali mengingatkan kepada umat Islam akan teladan yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.

"Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita untuk selalu menjalankan ibadah shalat lima waktu di masjid. Apakah kita sudah mencontoh hal itu?" ujarnya.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla juga mengaku khawatir saat ini umat tidak memfungsikan masjid sebagaimana yang telah dicontohkan pada zaman Rasulullah SAW.

"Kita sedih kalau masjid semakin sepi dari jamaah. Karena itu, harus dipikirkan bagaimana masjid dapat kembali menarik jamaah dalam berbagai fungsinya," ujar mantan wakil presiden RI yang akrab disapa JK ini.

Saat ini, JK mengaku sedang gencar melakukan gerakan memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Menurut dia, masjid harus menjadi pusat ibadah dan kemasyarakatan, termasuk kegiatan pemberdayan keluarga dan peningkatan ekonomi.

Karenanya, kata JK, selain membantu pembangunan masjid dan mushala, DMI juga fokus memperbaiki kualitas tempat ibadah itu di tengah masyarakat.

JK berharap, dengan berbagai kegiatan positif yang digelar di masjid, umat kembali tertarik memakmurkan masjid. Tidak hanya dalam aktivitas ibadah, tapi juga bisa mendapatkan manfaat lain dari sisi ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan.

Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Satori Ismail menyatakan, gejala semakin sepinya masjid-masjid di Indonesia ini sudah terjadi lama.

Namun, dalam satu dekade terakhir, fenomena ini terjadi semakin kontras di tengah gencarnya pembangunan masjid raya dan masjid agung. "Masjid semakin banyak dan sangat megah, tapi sepi atau bahkan tidak ada jamaahnya," kata Satori.

Menurut dia, fenomena ini harus menjadi perhatian para ulama dan pemda. Sebab, kata Satori,  masyarakat Islam yang kuat adalah masyarakat yang dekat dengan masjid.

Karenanya, sambung Satori, Ikadi mengusulkan kepada pihak terkait agar dapat mengaktifkan kembali pembinaan masyarakat berbasis masjid.

Selain itu, Ikadi juga berharap, sekolah—khususnya sekolah Islam—dapat memperbanyak kegiatan dan aktivitas siswa di masjid.

Langkah ini sebagai metode mendekatkan generasi muda dengan masjid. "Orang tua pun berperan besar mengajarkan generasi muda dekat dengan masjid," ujarnya.

Di sisi lain, menurut Satori, sistem pengelolaan masjid harus diperbaiki. Pengurus masjid diharapkan dapat menggiatkan setiap aktivitas ibadah di masjid atau di lingkungan masjid.

Selain shalat berjamaah dan majelis taklim, masih banyak potensi kegiatan lain yang dapat dilakukan di lingkungan masjid. Misalnya, pengembangan ekonomi masyarakat serta forum diskusi dan kajian agama.

Sumber: Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar