Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak masyarakat muslim mencontoh sebanyak mungkin kearifan Nabi Muhammad Saw. Menurutnya Nabi Muhammad Saw selalu tenang dalam menghadapi situasi setegang apapun.
“Nabi tidak pernah menganggap
memiliki musuh meski dimusuhi banyak orang. Sifat lain yang perlu diteladani
adalah tidak pernah mengumbar kesalahan orang lain. Lebih baik menyelesaikan
persoalan daripada mengumbar kesalahan," ujar Nasaruddin, Minggu (12/1/2014).
Nasaruddin mengatakan Rasulullah
memiliki pribadi yang luar biasa. Beliau tidak pernah membeda-bedakan
sahabat-sahabatnya dan istrinya. Semua orang menganggap dirinya paling dicintai
Rasulullah.
Menurut dia dalam konteks
Indonesia, sikap Nabi yang perlu diteladani adalah memberi perlindungan ke
semua masyarakat tanpa membedakan jenis kelamin, usia, etnis dan profesi. Nabi
adalah sosok pemimpin yang universal dan teladan.
Dalam rumah tangganya, Nabi tidak
pernah tampil sebagai pimpinan. Beliau menampilkan dirinya sebagai suami, ayah
dan kakek, bukan sebagai panglima. Bahkan, Rasulullah menjahit bajunya sendiri
dan membuat minuman sendiri.
“Ini menunjukkan adanya
kesetaraan dan demokrasi. Karena itulah, rumah tangganya utuh,” ujarnya.
Terkait tahun politik, dia
menekankan untuk meneladani etika politik Nabi. Politik Nabi adalah politik
akhlakul karimah. Jangan ada politik hitam yang menghina orang. Nabi juga
menghindari nepotisme. Beliau mengangkat seseorang menjadi gubernur atau
panglima berdasarkan kompetensinya.
"Diharapkan masyarakat
dewasa menghadapi carut marut politik. Politisi diharapkan menjunjung tinggi
etika politik praktis," ujarnya.
Nasaruddin meminta para politisi
agar tidak mempolitisasi kitab suci dan hadis, terutama saat berkampanye.
Ayat-ayat suci bersifat universal dan berlaku sampai akhir zaman. Politisasi
ayat Alquran sangat riskan memobilisasi emosi umat.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar