Sekretaris Dewan Pakar Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Saleh Daulay mengatakan masalah radikalisme
dan terorisme menjadi pekerjaan rumah Indonesia yang harus dituntaskan. Menurutnya,
kedua persoalan tersebut mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat serta
iklim investasi di Indonesia.
"Para investor yang ingin
menanamkan modal di Indonesia merasa takut usaha mereka diganggu. Untuk itu,
aparat keamanan dan aparat intelijen diharapkan dapat segera menangkap seluruh
aktivis teroris yang masih berkeliaran," kata Saleh, Kamis (2/1/2014).
Ia mengatakan penanganan
radikalisme dan terorisme perlu melibatkan semua komponen masyarakat. Karena faktanya
jaringan terorisme berada di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, keterlibatan
masyarakat dalam program deradikalisasi dan antiterorisme menjadi bagian yang
sangat penting.
"Sekuat apa pun aparat
keamanan dan aparat intelejen, jika tidak dikombinasikan dengan kekuatan
masyarakat, penanganan terorisme dan radikalisme akan tetap rapuh. Tinggal
bagaimana pemerintah dan aparat keamanan kita mengajak dan menyadarkan
masyarakat akan pentingnya upaya penanggulangannya," ujarnya.
Saleh menilai penanganan
terorisme harus lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan ekses di kemudian
hari. Artinya, operasi penangkapan harus didahulukan daripada tembak di tempat.
"Kalau tembak di tempat,
dikhawatirkan keluarga yang ditinggalkan tidak terima. Bagaimana pun, mereka
pasti tidak menduga kalau keluarga terlibat terorisme. Kalau ditembak langsung,
bisa saja nanti keluarga atau anak-anaknya menuntut balas. Lagipula, kalau
operasi tangkap tangan, diharapkan dapat terungkap seluruh jaringan yang masih
tersisa," cetus Saleh.[as]
Sumber: Metrotvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar