Senin (26/11/2012) kemarin, Hamas dan
Israel di bawah pengawasan pemerintah Mesir kembali bertemu untuk
membicarakan tindak lanjut kesepakatan genjatan senjata yang mereka
sepakati seminggu yang lalu, kesepakatan tersebut menghentikan konflik
yang terjadi di Jalur Gaza dan telah menelan 167 korban jiwa dari pihak
Palestina dan 6 orang dari pihak Israel.
Menurut sumber penting Mesir pertemuan
tersebut untuk membicarakan tuntutan pihak Palestina yang menginginkan,
agar pihak Israel mau membuka semua akses menuju Jalur Gaza yang sejak 6
tahun lalu diblokade oleh Israel.
Israel menutup Jalur Gaza sejak tahun
2006 ketika Hamas yang tidak mau mengakui keberadaan Israel memenangkan
Pemilu di daerah tersebut, dan atas dukungan Mesir, Israel kemudian
menutup semua akses menuju Jalur Gaza.
Pada fase berikutnya, Israel melonggarkan
tekanannya ke Jalur Gaza dengan membolehkan ekspor dan impor sebagian
barang ke daerah tersebut, hanya saja Israel tetap melarang sebagian
besar barang-barang yang masuk melalui Jalur tersebut, seperti
bahan-bahan bangunan, karena menurut mereka, bahan-bahan tersebut
dicurigai sebagai bahan untuk membuat senjata.
Salah seorang pentolan Hamas, Mahmud
al-Zahar mengatakan dalam jumpa persnya Sabtu lalu bahwa Hamas
menginginkan agar Israel mau membuka blokadenya terhadap 4 jalur khusus
pengiriman barang dengan Israel.
Sampai sekarang, hanya satu jalur yang
dibuka dan diperbolehkan untuk dilewati beberapa orang warga Palestina
atau warga Negara asing atas izin pemerintah Israel.
Demi menjaga kesepakatan genjata senjata
ini, pemerintah Mesir sebagai mediator kedua kubu menghimbau Hamas dan
Israel untuk tetap mempertahankan isi kesepakatan genjatan senjata
tersebut.
Karena masih khawatir akan adanya pihak
yang ingin merusak kesepakatan tersebut, Pemerintah Mesir menghimbau
Hamas agar menyiagakan pasukannya di daerah perbatasan untuk menghalau
warga Gaza yang ingin mendekati perbatasan supaya tidak terjadi tindak
kekerasan di daerah tersebut.
Sementara itu, pihak Israel juga mengakui
bahwa sepanjang tahun ini serangan roket dari daerah perbatasan
meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. (Absyaish).
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar