Kamis, 13 Desember 2012

Libatkan Kaum Muda dalam Pemberantasan Radikalisme dan Terorisme


Terorisme dan radikalisme telah menjadi tamparan keras bagi Indonesia. Mengingat selama ini Indonesia dikenal dengan negara berpenduduk mayoritas Islam yang moderat. Ini tampak pada pola masuknya Islam di Indonesia yang begitu halus dan damai. Bahkan tidak jarang ajaran Islam terakulturasi dengan gaya-gaya adat lama sebagaimana yang tampak dari dakwah walisongo.

Era reformasi bisa dijadikan titik pijak waktu merebaknya kembali paham-paham radikal dan teror. Arus reformasi yang membawa pada berbagai macam keterbukaan akhirnya membawa Indonesiaa semakin bebas termasuk dalam hal pembelajaran agama. Namun sayangnya, kebebasan ini dibajak kalangan radkal dan teror, yang pada era sebelumnya lebih banyak tiarap, untuk mempropagandakan pemahaman dan ideologi mereka.

Virus radikalisme dan terorisme tidaklah mudah diberantas. Ada dua tugas sekaligus yang diemban untuk melenyapkan virus ini. Tak cukup memenjarakan atau menghukum pelaku terorisme, tapi juga harus mengubah pemikiran mereka agar kembali kepada ajaran Islam yang damai dan toleran.
Dalam konteks inilah pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Hilman Wadjdi, menilai bahwa mahasiswa dan pemuda perlu dilibatkan dalam rangka memberasntas terorisme. Terlebih saat ini, teroris menyasar generasi muda sebagai target rekruitmen. [Mh]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar