Berbagai persoalan yang mendera negara
ini hanya mungkin dientaskan jika seluruh komponen bangsa bahu membahu
dalam emansipasi. Artinya tidak semata-mata persoalan yang ada
dipasrahkan pada pemerintah semata. Terlebih lagi pada dasarnya di era
saat ini, ada wilayah-wilayah yang berada di luar radar negara. pada
titik inilah, kehadiran lembaga-lembaga non-pemerintah sangat penting
untuk mengisi ranah kosong tersebut. Bahkan kedudukannya juga bisa
dijadikan kontrol atas negara.
Ada hal yang patut diapresiasi ketika
begitu banyak generasi muda yang turut terjun dalam penyelenggaraan
emansipasi di lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Para generasi muda ini
bukanlah generasi apatis dan hedonis, kategori yang lazim melekat pada
anak-anak muda zaman sekarang.
Kiprah generasi muda dalam lembaga
kemasyarakatan ini sebenarnya bukanlah barang baru. Para pendiri bangsa
ini dahulunya juga dikenal aktif dalam aktivitas sosial kemasyarakatan
sebagai bentuk pengabdian.
Di era paska-reformasi barangkali nama
Munir, aktivis Kontras, adalah nama yang paling bergema di dunia
aktivisme. Perjuangannya untuk mendorong Indonesia menjadi negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan harus dibayar mahal dengan
hilangnya nyawa.
Menurut Iwan Fals sosok Munir adalah
inspirasi bagi siapa saja yang berada di garis perjuangan. Meski tidak
begitu mengenal dekat dengan maestro aktivis tersebut, Iwan Fals
menyatakan bahwa dirinya selalu bersemangat ketika mendengar namanya.
[Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar