Kepolisian berhasil menangkap tiga orang
terduga teroris di Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, Minggu
dinihari, 25 November 2012. Ketiga orang tersebut adalah SH (32), MF
(27), dan MZ (25). Mereka ditangkap di jalan Tadulako, Kecamatan Ampana
Kota.
Penangkapan itu dibenarkan Kapolda
Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Dewa Parsana. Menurutnya, penangkapan
berawal dari aksi pencurian sepeda motor. Namun polisi curiga dengan
sejumlah barang bukti yang ikut disita pada saat penangkapan.
Sebab selain dua sepeda motor tanpa
pelat, polisi juga menemukan barang bukti mencurigakan. “Terdapat satu
senjata api revolver dengan 5 butir amunisi, selebaran tantangan perang
terhadap Densus 88, sebuah laptop, buku-buku tentang jihad, serta cairan
diduga bahan bahan pembuatan bahan peledak,” kata Dewa seperti dilansir
VIVAnews.
Ketiga orang yang memiliki alamat sama,
yakni di Jalan Moh. Hatta, Kecamatan Ampana Kota, sehari-harinya
berprofesi sebagai pedagang. SH sebagai penjual mi ayam, sedangkan MF
dan MZ pedagang serabutan.
Sementara itu Kepala Divisi Humas Mabes
Polri Irjen Suhardi Alius, di Jakarta, Senin (26/11/2012) memastikan
bahwa ketiganya merupakan jaringan kelompok Santoso. Lebih lanjut,
Suhardi menerangkan bahwa ketiganya berperan sebagai pencari dana
melalui aksi fai’.
“Mereka mencari dana untuk kegiatan terorisme dengan mencuri motor,” tandas Suhardi seperti dilansir laman tempo.co .
Santoso merupakan buronan teroris paling
dicari aparat polisi saat ini. Santoso adalah Anggota Jamaah Anshorut
Tauhid (JAT) yang diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror, termasuk
aksi penembakan tiga anggota Polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011 dan dua
polisi yang ditemukan tewas saat menyelidiki kasus terorisme di daerah
Poso.
Santoso sempat memimpin pelatihan teroris
di Poso. Pelatihan teroris di Poso kemudian melahirkan sel-sel teroris
baru seperti teroris Thoriq dari Tambora, Jakarta Barat dan kawan-kawan
yang terkait dengan jaringan Solo. (sf)
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar