Kamis, 27 Desember 2012

Radikalisme dan Terorisme, Ironi Umat Beragama



Terkadang justru lantaran terlalu utuh dan lengkap dalam mengimani sesuatu membuat seseorang buta. Barangkali itulah apa yang terjadi dalam diri para radikalis dan teroris. Keimanan mereka tak berlubang sedemikian hingga menganggap iman-iman yang lain hanyalah sampah yang patut dienyahkan.

Bagi Haidar Baqir keimanan yang tanpa keraguan bukan berarti sekuat-kuatnya iman. Justru sebaliknya. Dengan mengutip khalifah Ali bin Abi Tholib, Pimpinan Mizan ini menuturkan “Orang-orang yang hanya dapat menyakini bahwa jalan yang ditempuhnya mesti mutlak benar bukanlah orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak sanggup berpikir lain dari keyakinan yang telah mereka peluk. Orang-orang seperti ini sama sekali bukan manusia”.

Memang Terdengar paradoks. Beriman tetapi memberikan ruang kepada keraguan, pada kerapuhan. Namun justru dengan demikian pencarian kebenaran yang kontinu dimungkinkan. Hujjatul Islam, Imam al Ghozali, juga pernah menyinggung posisi keraguan dalam pencarian kebenaran.

“Keraguanlah yang mengantarkan kepada kebenaran. Barang siapa yang tidak pernah ragu maka dia tidak memandang. Barang siapa yang tidak pernah memandang maka ia tidak pernah melihat. Dan barang siapa yang tidak pernah melihat maka ia tetap dalam kebutaan dan kesesatan” kutip Haidar Bagir atas al Ghozali. [Mh]


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar