Meski didemo ratusan ribu warganya
Presiden Mesir Muhammad Morsi tetap tak bergeming dari pendirianya,
Presiden yang terpilih setelah revolusi Mesir tersebut tidak mau menarik
Dekritnya sebelum ada undang-undang baru. Morsi menganggap
undang-undang yang lama merupakan penyebab terjadinya berbagai tindak
kekerasan di Mesir.
Morsi juga menolak sebutan para
demonstran yang menyebut dirinya sebagai fir’aun Mesir, menurutnya dia
sendiri pernah dipenjara gara-gara membela para hakim dan para penegak
hukum.
Dalam wawancaranya dengan majalah Time
(salah satu majalah mingguan Amerika Serikat) Morsi menegaskan bahwa dia
sangat paham fungsi masing-masing lembaga dan pemisahan antara lembaga
Eksekutif, Legeslatif dan Yudikatif. Dia juga menyadari bahwa rakyat
merupakan pelaku utama pemerintahan, bahwa Presiden merupakan perwakilan
dari lembaga Eksekutif dan dipilih oleh rakyat, saya akan menjamin
kebebasan penuh bagi rakyat dalam berbagai pemilihan umum, saya juga
menjamin pemindahan kekuasaan berjalan sesuai perinsip yang jujur dan
adil, saya juga telah berkunjung ke Amerika Serikat, Eropa dan
Negara-negara Timur dan saya tahu bagaimana semua itu terlaksana. Jika
sudah ada undang-undang yang baru maka secara otomatis dekrit tersebut
tidak berlaku lagi.
Di pihak lain, Sabahi salah seorang
pimpinan oposisi mengingatkan pemerintah bahwa sikap tidak peduli
terhadap tuntutan rakyat untuk menarik Dekrit Presiden akan membuat
dekrit tersebut tidak berlaku secara otomatis, dan akan diadakan voting
untuk membatalkannya.
Sementara itu, demonstrasi menolak dekrit
tersebut semakin meluas dan merembet ke berbagai provinsi di Mesir,
bahkan di sebagian daerah terjadi bentrok antara pendukung Morsi dan
pihak oposisi. Bentrok yang sangat dahsyat terjadi di daerah Damanhur
Provinsi Baherah, Daqahliyah, Gharbiyah dan Bur Sa’id.
Sedangkan di depan Kedutaan Amerika
Serikat para demonstran bentrok dengan aparat keamanan, untuk
membubarkan para demonstran yang sedang marah itu aparat kepolisian
menyemprotkan gas air mata, dan memasang kawat berduri di atas pagar
kedutaan Amerika demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. (Absyaish).Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar