Peneliti The Habibie Center, Wenny
Pahlemy mengatakan, banyak cara untuk membangun perdamaian, terutama di
daerah konflik. Salah satu cara untuk membangun perdamaian adalah dengan
pendidikan perdamaian.
Dosen Mercu Buana ini memaparkan
pengalamannya terkait pendidikan perdamaian. Kegiatan yang dilakukan
adalah workshop terhadap anak-anak SMA dan workshop terhadap guru-guru
SMA. Tujuan dari workshop untuk siswa SMA, kata Wenny, untuk membangun
generasi muda agar kritis terhadap isi media, tidak mudah terpengaruh.
“Media literasi ini juga ingin membangun
pemahaman generasi muda tentang keragaman dan toleransi di masyarakat,”
kata Wenny pada Lazuardi Birru.
Program media literasi ini, kata Wenny,
yaitu pengetahuan untuk mengakses media, menganalisis dan mengevaluasi
hingga kemudian bisa memproduksi isi media itu sendiri. “Karena
mengharapkan media mainstream untuk berubah, bertanggung jawab rasanya
koq susah, kemudian menunggu pemerintah untuk berbuat sesuatu juga
kayaknya lama, akhirnya kami mengambil metode ini,” kata dia.
Latar belakang pilihan media literasi ini
adalah maraknya media massa yang memberitakan semua hal, termasuk
berita konflik. Menurut dia, media memberitakannya sesuka mereka, kadang
tidak berimbang. Konflik tersebut bisa jadi menular di satu daerah lalu
kemudian tiba-tiba menular ke daerah lain. “Dan media masuk sebagai
pihak yang ternyata memprovokasi konflik yang tadinya hanya berskala
kecil,” kritiknya.
“Remaja adalah kelompok yang paling
banyak mengakses media dan terpengaruh oleh pemberitaan media. Karena
itu, media bisa mempengaruhi opini publik, baik remaja maupun dewasa,”
ungkapnya.
Ia membuat modul pelatihan. Modul
workshop yang mengandung nilai-nilai pendidikan perdamaian berisi apa
fungsi media seharusnya, konten media, dan bagaimana produksi dan
komsumsi isi media, dan kenapa perlu menjadi konsumen yang kritis
terhadap media.
Dalam workshop tersebut juga membahas
tentang toleransi di Indonesia, teori dan praktiknya. Kemudian yang
terakhir adalah keterampilan menulis sesuai dengan visi literasi media
bagaimana menciptakan toleransi. “Kira-kira apa saja yang akan terjadi
ketika kita berinteraksi antarkelompok, antaragama, antarsuku dan
sebagainya,” ia mencontohkan.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar