Api konflik masih belum sepenuhnya padam.
Beberapa daerah di wilayah Indonesia masih rawan terbakar konflik yang
mengkambinghitamkan perbedaan. Menurut Ketua Pengurus Pusat
Muhammadiyah, Din Syamsuddin, hal ini terjadi lantaran pemerintah kurang
mempunyai solusi jitu serta lambat dalam menangani konflik.
“Ini adalah sikap lari dari masalah.
Masalah dibungkam dengan pernyataan dan pemberitaan lain atau dianggap
tidak ada masalah. Ini berbahaya,” kata Din Syamsuddin.
Din menambahkan jika pemerintah selalu
lamban dalam menangani konflik tidak menutup kemungkinan akar konflik
semakin menguat tertanam di tubuh masyarakat. Artinya semakin negara
lamban, pemicu konflik semakin cepat mengendap dan menumpuk yang
kemudian sewaktu-waktu dapat meledak kembali untuk melegitimasi
aksi-aksi kekerasan.
Di negara yang begitu plural seperti
Indonesia, sudah seharusnya pemerintah lebih sigap dalam mengelola
perbedaan. Sejatinya apabila dipandang secara positif perbedaan bukanlah
kekurangan, melainkan kelebihan yang bisa menguatkan. [Mh]
Sumber:Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar