Aksi kekerasan bisa dilakukan siapa saja
dan atas nama apa saja. Ia semacam virus mengerikan yang bisa hinggap
dan menggerogoti siapa dan di mana saja. Kekerasan tidak hanya dilakukan
orang dewasa dan tua. Bocah yang masih berumur di bawah puluhan tahun
dan remaja pun tak bergaransi tidak pernah melakukan aksi kekerasan.
Lihat saja fenomena tawuran di kalangan pelajar sekolah yang belakangan
ramai disadur para awak media.
Menurut Menteri Koordinator bidang
Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, salah satu hal penting untuk
membendung aksi ekekrasan di kalangan pelajar remaja adalah dengan
menguatkan kembali pendidikan karakter bangsa.
“Akhir-akhir ini banyak aksi kekerasan
yang dilakukan oleh generasi muda, itu menunjukkan kemerosotan
nilai-nilai karakter bangsa,” tutur Agung Laksono.
Senada dengan hal tersebut, Linda Amalia
Sari Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
mengingatkan agar pendidikan karakter bangsa jangan sebatas teori.
“Kurikulum pendidikan yang berbicara tentang karakter jangan cuma
besifat teori, melainkan harus berupa praktik-praktik nyata,” katanya.
[Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar