Ketua Aliansi Demokrasi Untuk Papua
(ALDP) Latifah Anum Siregar prihatin dengan masih berlanjutnya aksi
kekerasan terhadap polisi yang terjadi di Mapolsek Pirime, Kabupaten
Lany Jaya, Selasa (27/11) dinihari hingga menewaskan tiga anggota Polri.
“ALDP sangat prihatin dengan masih terus
berlanjutnya aksi kekerasan yang saling membalas karena akibat dari
peristiwa itu akan kembali membuat situasi tidak aman. Teror ketakutan
menyebar dimana-mana,” kata Latifah di Jayapura, Rabu (28/11).
Latifah berharap pihak kepolisian mampu
mengungkapkan pelaku penembakan dan pembakaran di Mapolsek tersebut
dengan cara yang profesional dan terukur.
“Polri harus mengungkap dan menangkap
para pelaku tersebut dengan cara yang profesional, tidak membuat warga
sekitar merasa takut dan yang tidak bersalah menjadi korban,” katanya.
Penyerangan dilakukan oleh sekitar
sepuluh orang dan juga melakukan pembakaran yang menyebabkan tiga
personel Polri yakni Briptu Daniel Makuker, Brigpol Jepri Rumkorem, dan
Kapolsek Pirime, Ipda Rofli Takubesi.
Di sisi lain, dari Jayapura dikabarkan
satu anggota polisi yang bertugas di Polsek Pirime, Kabupaten Lanny
Jaya, dikabarkan selamat, yakni Briptu MG.
Kabid Humas Polda Papua Ajun Komisaris
Besar Gede Sumerta membenarkan hal tersebut. Namun, ia mengaku belum
mengetahui dengan pasti kondisi terakhir Briptu MG. “Saya belum
mengetahui dengan pasti kondisi anggota yang selamat dari insiden
tersebut,” kata Gede Sumerta. (sf)
Sumber: Lazuardi Birru
Kekerasan terhadap polisi yang merupakan aparat penegak hukum secara akal sehat SUNGGUH-SUNGGUH tidak bisa ditolerir dan dibenarkan akal sehat dan hati nurani manusia. Kalaulah aparat penegak hukum yang berupaya mengayomi dan melindungi masyarakat jelata dizalimi dengan kekerasan, maka kemana lagi masyarakat jelata berani 'mempertaruhkan' keamanan dan kenyamanan hidup mereka. Kejadian tersebut telah beberapa kali terulang dalam beberapa bulan terakhir. Ditambah lagi, barusan ini seperti yg dimuat http://bit.ly/1gdmUKA , sampai-sampai mobil patroli polisi pun dibakar di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Mengerikan moral bangsa yg demikian.
BalasHapus