Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia
bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan akan
membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Masjid Istiqlal.
Instalasi ini akan mengolah air sisa wudhu menjadi air bersih untuk
kembali dipakai wudhu.
“Program (pembangunan) ini akan dimulai
pada Desember 2012 dan berlangsung selama 30 bulan mendatang,” ujar
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya.
Kambuaya mengatakan itu saat bertemu
Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan You Young Sook di Masjid
Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2012).
Menurut Kambuaya, alasan pembangunan IPAL
di Istiqlal karena masjid tersebut dikunjungi lebih dari 12 juta orang
per tahun serta berbagai tamu di negara lain. Tujuan pembangunan IPAL
tersebut antara lain untuk menghindari pencemaran dan kerusakan sungai
dari hulu hingga hilir.
“Mari kita meletakkan harapan agar Ciliwung di masa depan berfungsi sebagaimana mestinya,” kata dia.
Pembangunan IPAL tersebut, lanjut
Kambuaya, didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia Rp 10
miliar yang dibagi dalam dua tahun anggaran dari 2013-2014 dan hibah US$
9 juta dari Kementerian Lingkungan Hidup Korsel.
Di tempat yang sama, Menteri Lingkungan
Hidup Korea Selatan You Young Sook mengatakan, Korea Selatan pernah
mengalami pencemaran sungai yang sangat serius. Namun pemerintah
melakukan kebijakan lingkungan hidup dan kampanye kepada masyarakat.
“Maka sungai-sungai kami dapat jernih,” kata You Young Sook.
Sementara itu, Kepala BPLHD DKI Jakarta
Muhammad Tauchid menyebutkan, pembangunan IPAL ini salah satunya dengan
memanfaatkan air bekas wudhu.
“Kalau yang dari wudhu bisa diolah lagi
dan bisa dipakai buat wudhu lagi. Kalau dari kamar mandi akan diolah
lebih bersih sehingga nanti bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
Sisanya ke badan sungai, nanti yang padat dipisahkan dengan yang cair,”
tutur Tauchid yang mengatakan panjang IPAL itu 497 meter. [Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar