Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menyatakan jaringan teroris masih tersebar
di sejumlah wilayah Indonesia. Namun, pusatnya tetap di Solo, Jawa
Tengah.
“Pusat gerakan ini sekarang masih di Jawa
Tengah, ya di Solo,” kata Ansyad Mbai di Medan, Jumat (30/11/2012).
Menurutnya, Solo menjadi pusat gerakan terorisme karena tokoh-tokoh
ideologis gerakan DI/TII masih ada di sana.
Begitu pun, gerakan terorisme juga
terendus di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Sumut. Meski
sejumlah anggotanya sudah ditangkap, beberapa orang diketahui masih
bebas.
“Saya tidak bisa menyebutkan namanya. Tapi kemarin yang terlibat jaringan hacker
itu, empat di antaranya dari Medan. Dana yang mereka dapatkan digunakan
untuk pelatihan di Poso, termasuk untuk membeli senjata,” jelas
Ansyaad.
Dia juga memaparkan, anggota jaringan terorisme di Sumut juga diketahui berusaha membebaskan salah seorang pimpinannya.
“Dulu pimpinannya Toni Togar. Dia sudah
dipenjara. Tapi di penjara pun dia bisa merekrut. Kelompoknya justru
ingin membebaskan dia dari penjara,” tandasnya.
Karena masih tersebarnya anggota gerakan
terorisme, Ansyaad meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan paham
yang disebarkan teroris. Dia mencontohkan, masyarakat harus menolak
paham merampok sebagai jihad, pemerintah thaghut, dan orang yang tidak sepaham sebagai kafir.
Pada kesempatan itu, dia juga menyatakan
serangan di Papua bukanlah bagian dari aksi kelompok teroris. “Di Papua
itu harus dipisahkan. Tidak ada kaitannya itu dengan terorisme,”
ucapnya. (sf)
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar