Masyarakat Indonesia perlu mewaspadai
merebaknya gerakan liberalisme ekonomi dan fundamentalisme agama yang
merebak saat ini. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof.
Dr. Din Syamsuddin, jika dibiarkan, ajaran tersebut bisa membahayakan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Ajaran ini sudah merasuki kehidupan
masyarakat,” ujar Din dalam pembukaan International Research Conference
of Muhammadiyah (IRCM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis
(29/11).
Din mengungkapkan, liberalisasi dan
globalisasi ekonomi telah mengepung semua lini. Aset-aset maupun
kekayaan milik negara rawan dikuasai asing. Pembuatan Undang-Undang
kerapkali dintervensi kepentingan asing.
Karena itu, Muhammadiyah, kata Din, harus
memiliki peranan nyata dalam melindungi masyarakat dari semua ini.
Muhammadiyah wajib terlibat aktif dan mencari solusi melalui kekuatan
organisasi agar kehidupan masyarakat tetap berpegang kepada nilai-nilai
lokal. Kemudian, mendorong agar tingkat kemakmuran rakyat semakin
membaik.
“Melindungi kekayaan alam, baik itu air, tanah, dan udara dari penguasaan asing. Jangan sampai salah kelola,” tandasnya.
Sementara, fundamentalisme agama biasanya
memicu kekerasan atas nama agama, lantaran pemeluk agama mengklaim
dirinya paling benar dan kelompok lain yang berbeda sebagai salah dan
sesat. Watak mereka yang antipluralitas jelas mengancam kebhinnekaan
bangsa. (sf)
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar