Senin, 10 Desember 2012

Penguatan Karakter Berdampak pada Generasi Bangsa



Berbagai permasalahan yang terjadi di Tanah Air, seperti korupsi, kekerasan, dan disintegrasi, lebih banyak disebabkan oleh lemahnya pendidikan karakter. Jika tak segera diperkuat, kondisi ini akan berdampak buruk pada generasi ke depan.

“Dengan penajaman nilai-nilai karakter bangsa beragam disintegrasi, kekerasan, eksklusivisme, hingga mentalitas korup dapat dihapuskan,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul (IPNU) Ulama Ahmad Syauqi di Jakarta, seperti dilansir NU Online, Rabu (28/11).

Menurut Syauqi, karakter asli bangsa perlu dieksplorasi. Di antara karakter tersebut dapat ditemukan di pesantren yang menjadi basis pendidikan akhlak generasi muda. “Pondok pesantren menjadi salah satu bentuk pendidikan berbasis masyarakat yang masih konsisten mengetengahkan nilai keadaban bangsa yang dikombinasi dengan nilai-nilai agama,” kata dia.

Dengan demikian, sambung Sayuqi, perlu ada upaya revitalisasi nilai-nilai kepesantrenan. Upaya ini membutuhkan semangat dan dukungan dari berbagai pihak. “Sayangnya, perhatian pemerintah masih belum optimal terhadap nasib pesantren,” imbuhnya.

Dalam Kongres XVII IPNU di Palembang, Sumatera Selatan nanti pelajar NU akan mendiskusikan “Menjawab Problem Karakter: Ikhtiar Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi demi Kualitas Generasi Pemimpin Masa Depan”, Senin (3/12).
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri Agama RI Suryadarma Ali, dan Ketua DPR RI Marzuki Ali dijadwalkan akan mengisi pada seminar ini. Acara akan diikuti sekitar 4000 pelajar NU dari berbagai daerah di Indonesia.[Az]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar