Berbagai permasalahan yang terjadi di
Tanah Air, seperti korupsi, kekerasan, dan disintegrasi, lebih banyak
disebabkan oleh lemahnya pendidikan karakter. Jika tak segera diperkuat,
kondisi ini akan berdampak buruk pada generasi ke depan.
“Dengan penajaman nilai-nilai karakter
bangsa beragam disintegrasi, kekerasan, eksklusivisme, hingga mentalitas
korup dapat dihapuskan,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar
Nahdlatul (IPNU) Ulama Ahmad Syauqi di Jakarta, seperti dilansir NU
Online, Rabu (28/11).
Menurut Syauqi, karakter asli bangsa
perlu dieksplorasi. Di antara karakter tersebut dapat ditemukan di
pesantren yang menjadi basis pendidikan akhlak generasi muda. “Pondok
pesantren menjadi salah satu bentuk pendidikan berbasis masyarakat yang
masih konsisten mengetengahkan nilai keadaban bangsa yang dikombinasi
dengan nilai-nilai agama,” kata dia.
Dengan demikian, sambung Sayuqi, perlu
ada upaya revitalisasi nilai-nilai kepesantrenan. Upaya ini membutuhkan
semangat dan dukungan dari berbagai pihak. “Sayangnya, perhatian
pemerintah masih belum optimal terhadap nasib pesantren,” imbuhnya.
Dalam Kongres XVII IPNU di Palembang,
Sumatera Selatan nanti pelajar NU akan mendiskusikan “Menjawab Problem
Karakter: Ikhtiar Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi demi
Kualitas Generasi Pemimpin Masa Depan”, Senin (3/12).
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD,
Menteri Agama RI Suryadarma Ali, dan Ketua DPR RI Marzuki Ali
dijadwalkan akan mengisi pada seminar ini. Acara akan diikuti sekitar
4000 pelajar NU dari berbagai daerah di Indonesia.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar