Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) membantah ikut serta dalam aksi meminta pembubaran Detasemen Khusus
(Densus) 88 Anti Teror yang dilakukan sejumlah Ormas Islam ke Mabes Polri,
Kamis (28/2/2012).
Ketua PBNU Iqbal Sullam yang
namanya tercantum di pemberitaan sejumlah media menyampaikan bantahan tersebut
secara langsung. Ia mengaku mendapatkan undangan aksi di Mabes Polri secara
pribadi dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin tapi ia tidak
hadir dalam acara tersebut karena ada kegiatan lain.
"Saya tegaskan tidak hadir
dalam aksi itu. Pagi tadi saya ada di UI. Saya ikut acara diskusi tentang
tragedi Khojaly yang juga dihadiri oleh Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj
dan Pak Marzuki Ali, Ketua DPR RI. Saya hadir di sana dan membacakan doa,"
bantah Iqbal di Jakarta.
Ia menilai keberadaan Densus 88
masih dibutuhkan untuk pemberantasan terorisme. Namun menurut dia harus
dilakukan sejumlah evaluasi dan koreksi.
Seperti diberitakan sejumlah
Ormas Islam melakukan aksi di Mabes Polri menggugat pelanggaran HAM berat oleh
Densus 88 dalam pemberantasan terorisme. Mereka adalah PP Muhammadiyah, Dewan
Dakwah Islam Indonesia, Al-Irsyad, BKSPPI, Mathlaul Anwar, Satkar Ulama, dan
Persis.
Sumber: nu online
Kenapa semua bicara tentang HAM... berat mana pelanggaran HAM yg dilakukan oleh para TERORIS dengan yang dilakukan oleh Densus 88..............
BalasHapusTeroris dgn mengebom dan memakan korban org yg tdk berdosa adalah salah besar, dan tdk dibenarkan dlm ajaran Islam, namun dlm menangkap terduga teroris juga harus dilakukan dgn teliti, jgn sampai salah tangkap atau salah duga,sehingga menangkap org yg juga tdk tahu -menahu ttg teroris.
HapusMasa sesuatu yang salah diperbaiki dengan cara yang salah :)
BalasHapus