Pada Desember 1948, Belanda
melancarkan agresi militer II yang berhasil merebut kota Yogyakarta. Padahal
saat itu Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia untuk sementara.
Sekitar sebulan setelahnya, pada awal tahun 1949, pasukan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) mulai menyusun strategi serangan balik terhadap Belanda. Aksi
itu dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang
konvoi Belanda, serta tindakan sabotase lainnya. Cara ini dilakukan untuk memecah
kekuatan militer Belanda dalam pos-pos kecil di seluruh daerah republik sebagai
upaya pengamanan. Sementara pasukan besar TNI membangun kekuatan dengan bergerilya
di kawasan selatan Jawa.
Di tingkat internasional,
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi penghentian agresi militer Belanda
terhadap Republik. Namun pemerintah Belanda menolaknya dan mempropagandakan
kepada dunia internasional bahwa pemerintah RI sudah tidak ada. Menyikapi hal
tersebut, Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan jajarannya bersama pemerintah
sipil di wilayah Divisi III/GM (Gubernur Militer) III sepakat melakukan
serangan besar untuk menunjukkan kepada dunia internasional akan eksistensi Republik
Indonesia; ada pemerintahan (Pemerintah Darurat Republik Indonesia-PDRI), dan TNI
memiliki kekuatan militer yang cukup.
Setelah semua persiapan dianggap
matang, pada 25 Februari dini hari diputuskan bahwa serangan akan serentak dilancarkan
pada 1 Maret 1949, pukul 06.00 pagi, di seluruh wilayah Divisi III/GM III. Serangan
paling besar akan diarahkan pada kota Yogyakarta sebagai ibu kota Republik sekaligus
untuk mencuri perhatian perwakilan dan wartawan asing yang masih berada di sana.
TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang,
sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh pasukan TNI mundur.
Serangan Umum 1 Maret menjadi
headline di beberapa media cetak asing.
Tentu hal ini menguatkan posisi tawar RI di mata internasional untuk mendorong Pemerintah
Belanda agar kembali melakukan perundingan dengan pihak RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar