Kelompok
teror Poso yang membuat markas pelatihan militer di pegunungan
Koronjobu, Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah diduga kuat merupakan pelaku
pembunuhan dua anggota polisi yang ditemukan tak bernyawa pada Selasa 16 Oktober 2012 di areal hutan Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso.
Selain
itu, kelompok tersebut pun diduga kuat menjadi dalang dibalik sejumlah
aksi peletakan bom di Pos Polisi dan rumah kepala Dinas Pekerjaan Umum
di Poso. Dugaan itu merupakan hasil pengembangan pemeriksaan terhadap I
alias S, seorang anggota kelompok pelatihan teror yang berhasil
ditangkap saat penggerebekan polisi di kawasan Gunung Koronjobu pada
Rabu (12/12/2012).
Kepala
Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar,
menjelaskan dari hasil pengembangan terhadap I alias S didapatkan
informasi-informasi penting termasuk sejumlah aksi teror di Poso
baru-baru ini
“Satu
orang terduga teroris masih dilakukan pemeriksaan, masih dikembangkan
untuk pencarian TKP-TKP lainnya,” ungkap Boy seperti dilansir
Tribunnews.com, Senin (17/12/2012).
Selain itu dari keterangan I alias S, juga terungkap titik terang pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Sudirman (anggota Polres Poso), dan Briptu Andi Sapa (anggota Polsek Poso Pesisir), peletakan bom di Pos Polisi, dan peletakan bom di rumah kepala dinas Pekerjaan Umum awal Oktober 2012.
“Diduga kuat mereka yang melakukannya,” ucap Boy.
Pada
Rabu (12/12/2012) polisi menggerebek sebuah lahan yang disinyalir
hendak dijadikan pelatihan teror. Kelompok orang yang berjumlah sekitar
20 orang terpantau sedang melakukan pembersihan lahan milik Mukhrim.
Diduga kuat tempat tersebut akan digunakan untuk melakukan aktivitas
pelatihan teror layaknya di Gunung Biru.
“Jadi
ini merupakan salah satu yang pernah kita identifikasi mereka melakukan
aktivitas ini berpindah dari kawasan satu ke kawasan lain, tapi
tidaklah berjauhan lokasi-lokasinya. Masih di kawasan di desa Kalora dan
kawasan Poso,” ungkapnya.
Saat
penggerebekan, sempat terjadi baku tembak selama satu jam. Seorang
terduga teroris berhasil ditangkap. Dari tangan orang tersebut, disita
pistol jenis FN dan revolver berikut lebih dari 1.000 butir amunisi.
Dalam
olah TKP, polisi mengamankan 66 barang-barang yang ditinggalkan
kelompok bersenjata tersebut. Di antara barang-barang tersebut terdapat
baju loreng, sebuah chan shew atau senso kayu, gulungan kabel, dan
sepatu. Selain itu polisi juga menemukan sebuah KTP dan uang sebesar
Rp252 ribu. (sf).
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar