Konflik berlatar belakang agama masih
kerap hinggap di negeri ini. Agama, yang semestinya bersemangat
pembebasan dan menebarkan kedamaian bagi sesama manusia, ternyata justru
kerap memicu pertentangan, bahkan mengusik keutuhan bangsa yang majemuk
ini.
Menurut cendekiawan muslim, Jalaluddin
Rakhmat, Indonesia perlu mengembangkan pemahaman agama madani. Ini bukan
agama baru, melainkan pemahaman yang mengambil nilai-nilai universal
dalam setiap agama dan berkonsentrasi memberikan sumbangan bagi
kemanusiaan dan peradaban.
”Pemahaman agama madani paling cocok
untuk dikembangkan dalam kehidupan modern dan demokratis, seperti di
Indonesia sekarang ini,” tuturnya.
Berangkat dari analisisnya, Kang Jalal
menawarkan wacana agama madani dan memetakan fenomena pemahaman
keislaman di Indonesia. Bagi dia, ada tiga jenis pemahaman Islam: Islam
fiqhiy, Islam siyasiy, dan Islam madani. Islam madani merupakan
pencapaian akhir dari dua tahapan pemikiran sebelumnya.
Wacana Islam madani berpusat pada kasih
sayang kepada sesama manusia sehingga Islam menjadi rahmat bagi semua
orang, rahmatan lil’alamin. Kesalehan diukur dari kadar cinta seseorang
kepada sesama. Setiap pemeluk agama bisa memberikan makna dalam
kehidupannya dengan berkhidmat pada kemanusiaan.
Jika Islam fiqhiy itu berkutat pada
urusan fikh dan Islam siyasiy pada politik, Islam madani berpusat pada
karakter, akhlak. Tujuannya untuk membangun akhlak yang baik pada sesama
manusia dalam kehidupan yang majemuk. [Mh].
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar