Menyebarnya virus Islamofobia di Uganda
juga didorong oleh tak adanya media yang dapat digunakan sebagai
penyeimbang. Hal itu pun disadari betul oleh Rektor Universitas Islam
Uganda, Ahmad Kawesa Sengendo.
Seperti dikutip arabnews.com, Jumat
(14/12), Ahmad mengatakan, ada beberapa upaya terkait masalah itu.
misalnya saja, Muslim Uganda kini telah memiliki stasiun radio. “Belum
meluas memang, tapi ini penting guna menyampaikan pesan Islam,” kata
dia.
Ke depan, ada usaha untuk membuat satu
media cetak dan televisi Islam. Usaha itu dimulai dengan menyiapkan
sumber daya yang dibutuhkan. “Pemerintah telah menyetujui lisensi bagi
kami. Sebagian peralatan sudah terpenuhi, sisanya butuh bantuan dari
umat Islam sendiri,” papar Ahmad.
Menurutnya, perlu digarisbawahi bahwa
terorisme tidak terbatas pada satu agama. Tapi tergantung dari kondisi
mental orang-orang tertentu, terlepas dari kepercayaan yang dianut atau
ras.
Makanya, upaya untuk meluruskan bahwa
Islam tak identik dengan terorisme dianggap menjadi sangat penting.
Meski pun ada Muslim yang tidak mengerti Islam yang justru menjadi
ancaman terbesar. “Karena itu, kita berkonsentrasi apa yang mengikat
kita bersama-sama. Dengan demikian, kita akan mampu membuat dunia lebih
baik,” tutur dia.[Az].
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar