Kamis, 21 Februari 2013

Referendum Konstitusi Mendapat Sambutan Luas Rakyat Mesir

 


Di tengah makin mengkristalnya pertikaian dua kubu yang ada di Mesir, antara yang mendukung Presiden Mursi dan pihak oposisi, pemandangan luar biasa tanpak di berbagai TPS (Tempat Pemungutan Suara) para pemilih datang berbondong-bondong untuk memberikan suara mereka. Banyaknya pemilih yang datang ke TPS-TPS yang disediakan Panitia Referendum Konstitusi Mesir kemarin (15/12) belum pernah terjadi sebelumnya, mereka sangat antusias mengikuti pemilihan tersebut, bahkan rela mengantre sampai beberapa kilo meter panjangnya.

Sekitar 120 ribu keamanan yang terdiri dari tentara dan polisi, 6 ribu tank dan mobil berlapis baja diturunkan untuk mengamankan referendum tersebut. Karena banyaknya para pemilih yang ingin memberikan suaranya, terutama dari kalangan perempuan, panitia terpaksa memperpanjang waktu pencoblosan sampai jam 11 malam.

Pihak oposisi menuding referendum tersebut telah dicederai dengan beberapa kecurangan, para pimpinan oposisi mengatakan bahwa pemilihan tersebut tidak fair, sedangkan para pengawas independen lebih memperketat pengawasan mereka, karena menurut mereka telah terjadi beberapa kebocoran di beberapa TPS yang ada. Pihak oposisi menambahkan bahwa, “Beberapa slogan yang terpampang di pintu-pintu pencoblosan terkesan menyudutkan orang-orang yang menolak konstitusi dan menganggap mereka telah kufur”. Di samping, mereka juga curiga terhadap para pengawas yang menurut mereka bukan terdiri dari para hakim sebagaimana yang tertera dalam undang-undang.

Namun, Menteri Kehakiman menepis rumor tersebut dan mengatakan bahwa semua TPS cabang yang ada di sepuluh daerah untuk pemilihan awal seluruh pengawasnya merupakan hakim.
Di pihak lain, pihak keamanan memberikan pengamanan ekstra ketat terhadap beberapa kantor-kantor oposisi yang ada di Giza, dekat Kairo, setelah sebelumnya beberapa massa salafi pengikut Hazim Abu Ismail menuju tempat tersebut untuk mengepungnya, dan tidak hanya itu, massa salafi juga mengepung kantor partai al-wafd yang dijadikan kantor Front Penyelamat Mesir dan sempat melemparinya dengan bom molotov. Akan tetapi Abu Ismail menyatakan bahwa dirinya maupun massa yang disebut Hazimun tidak ada hubungannya dengan serangan yang menyebabkan beberapa bagian kantor tersebut terbakar.

Kemarin malam, pihak keamanan, beberapa wartawan dan para hakim sudah menyatakan kekhawatiran mereka akan terjadinya aksi balas dendam dari massa aliran-aliran Islam kepada para wartawan maupun para hakim yang menolak konstitusi baru.

Sementara itu, mantan Presiden Mesir Husni Mubarok yang dirawat di rumah sakit tahanan terjatuh di kamar mandi rumah sakit tersebut karena kakinya terkilir, akibat kejadian tersebut dia mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. (Absyaish).


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar