Di tengah makin mengkristalnya pertikaian
dua kubu yang ada di Mesir, antara yang mendukung Presiden Mursi dan
pihak oposisi, pemandangan luar biasa tanpak di berbagai TPS (Tempat
Pemungutan Suara) para pemilih datang berbondong-bondong untuk
memberikan suara mereka. Banyaknya pemilih yang datang ke TPS-TPS yang
disediakan Panitia Referendum Konstitusi Mesir kemarin (15/12) belum
pernah terjadi sebelumnya, mereka sangat antusias mengikuti pemilihan
tersebut, bahkan rela mengantre sampai beberapa kilo meter panjangnya.
Sekitar 120 ribu keamanan yang terdiri
dari tentara dan polisi, 6 ribu tank dan mobil berlapis baja diturunkan
untuk mengamankan referendum tersebut. Karena banyaknya para pemilih
yang ingin memberikan suaranya, terutama dari kalangan perempuan,
panitia terpaksa memperpanjang waktu pencoblosan sampai jam 11 malam.
Pihak oposisi menuding referendum
tersebut telah dicederai dengan beberapa kecurangan, para pimpinan
oposisi mengatakan bahwa pemilihan tersebut tidak fair, sedangkan para
pengawas independen lebih memperketat pengawasan mereka, karena menurut
mereka telah terjadi beberapa kebocoran di beberapa TPS yang ada. Pihak
oposisi menambahkan bahwa, “Beberapa slogan yang terpampang di
pintu-pintu pencoblosan terkesan menyudutkan orang-orang yang menolak
konstitusi dan menganggap mereka telah kufur”. Di samping, mereka juga
curiga terhadap para pengawas yang menurut mereka bukan terdiri dari
para hakim sebagaimana yang tertera dalam undang-undang.
Namun, Menteri Kehakiman menepis rumor
tersebut dan mengatakan bahwa semua TPS cabang yang ada di sepuluh
daerah untuk pemilihan awal seluruh pengawasnya merupakan hakim.
Di pihak lain, pihak keamanan memberikan
pengamanan ekstra ketat terhadap beberapa kantor-kantor oposisi yang ada
di Giza, dekat Kairo, setelah sebelumnya beberapa massa salafi pengikut
Hazim Abu Ismail menuju tempat tersebut untuk mengepungnya, dan tidak
hanya itu, massa salafi juga mengepung kantor partai al-wafd yang
dijadikan kantor Front Penyelamat Mesir dan sempat melemparinya dengan
bom molotov. Akan tetapi Abu Ismail menyatakan bahwa dirinya maupun
massa yang disebut Hazimun tidak ada hubungannya dengan serangan yang
menyebabkan beberapa bagian kantor tersebut terbakar.
Kemarin malam, pihak keamanan, beberapa
wartawan dan para hakim sudah menyatakan kekhawatiran mereka akan
terjadinya aksi balas dendam dari massa aliran-aliran Islam kepada para
wartawan maupun para hakim yang menolak konstitusi baru.
Sementara itu, mantan Presiden Mesir
Husni Mubarok yang dirawat di rumah sakit tahanan terjatuh di kamar
mandi rumah sakit tersebut karena kakinya terkilir, akibat kejadian
tersebut dia mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. (Absyaish).
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar