Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Sultan Hamengku Buwono X menyatakan wawasan kebangsaan saat ini tidak
cukup dengan menyanyikan lagu kebangsaan, meneriakkan pekik merdeka atau
slogan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut dia negara harus membangun cara
pandang baru konsep wawasan kebangsaan, untuk meredam konflik politik
dan disintegrasi bangsa.
“Cara pandang wawasan kebangsaan yang ada
saat ini sudah tidak mampu membangun kesadaran kolektif bangsa. Oleh
karena itu negara harus mampu membangun kesadaran kolektif masyarakat
melalui dialog kebudayaan, pemerataan pembangunan kesejahteraan dan
keadilan,” kata Sultan dalam lokakarya Membangun Kader Pemimpin Berjiwa
Entrepreneur dan Berwawasan Kebangsaan di Yogyakarta, Rabu (12/12/2012).
Sultan mengatakan generasi muda saat ini
harus meningkatkan kesadaran historis, realistik, dan futuristik agar
bisa menjadi kader pemimpin yang mampu mensinergikan kekuatan bangsa.
Anak muda, kata dia harus mampu menjadi pemikir, pejuang dan agen
pembaruan, bukan generasi peminta-minta.
Sementara itu, mantan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Luhut B Pandjaitan mengharapkan kaum muda
mengedepankan sikap kesederhanaan dan keteledanan. Menurut dia
masyarakat harus pandai memilih calon pemimpin.
“Syarat calon pemimpin yang baik antara
lain harus merakyat, kompeten, kredibel, dan berintegritas, bukan
semata-mata karena pencitraan,” katanya.[wan].
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar