Dalam laporan akhir tahun yang dirilis
oleh Setara Institute, sepanjang 2012 kondisi kebebasan beragama dan
berkeyakinan di Indonesia masih mengalamai praktik intoleransi,
diskriminatif, dan kekerasan. Bahkan, tahun ini terjadi peningkatan..
Dalam laporan per 15 Desember 2012
tersebut, Setara mencatat, terdapat 264 peristiwa pelanggaran
kebebasan/berkeyakinan serta 371 tindakan pelanggaran dalam perspektif
HAM yang terjadi dalam kurun waktu setahun terakhir.
“Peningkatan jumlah peristiwa dan
tindakan intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan terlihat meningkat
dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Terdapat peningkatan dalam jumlah
peristiwa dan tindakan yang terjadi,” kata Wakil Ketua Setara
Institute, Tigor Naipospos, dalam konferensi pers yang digelar di Hotel
Atlet Century, Jakarta, Senin, 17/12/2012.
Adapun temuan tahun 2012 tersebut
mengalami peningkatan cukup signifikan. Tahun 2011, terjadi 144
peristiwa dan 299 tindakan intoleransi. Tahun 2010, ada 216 peristiwa
dan 286 tindakan. Kemudian berturut-turut 200 peristiwa dan 291 tindakan
di 2009, 265 peristiwa dan 367 tindakan di 2008, serta 135 peristiwa
dan 185 tindakan.
Sekedar catatan, laporan pemantauan ini
membagi empat kategori tindakan pelanggaran, subjek hukum dan
pertanggungjawaban. Pertama, tindakan aktif negara (by cimission). Kedua, Tindakan pembiaran yang dilakukan oleh negara (by ommision). Ketiga, tindakan kriminal warga negara. Keempat, tindakan intoleransi yang dilakukan oleh masyarakat.[Az].
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar