Kamis, 28 Februari 2013

Sepanjang 2012, Praktek Intoleransi dan Diskriminasi Meningkat


 

Dalam laporan akhir tahun yang dirilis oleh Setara Institute, sepanjang 2012 kondisi kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia masih mengalamai praktik intoleransi, diskriminatif, dan kekerasan. Bahkan, tahun ini terjadi peningkatan..

Dalam laporan per 15 Desember 2012 tersebut, Setara mencatat, terdapat 264 peristiwa pelanggaran kebebasan/berkeyakinan serta 371 tindakan pelanggaran dalam perspektif HAM yang terjadi dalam kurun waktu setahun terakhir.

“Peningkatan jumlah peristiwa dan tindakan intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan terlihat meningkat dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Terdapat peningkatan dalam jumlah peristiwa dan tindakan yang terjadi,” kata Wakil Ketua Setara Institute, Tigor Naipospos, dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Atlet Century, Jakarta, Senin, 17/12/2012.

Adapun temuan tahun 2012 tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan. Tahun 2011, terjadi 144 peristiwa dan 299 tindakan intoleransi. Tahun 2010, ada 216 peristiwa dan 286 tindakan. Kemudian berturut-turut 200 peristiwa dan 291 tindakan di 2009, 265 peristiwa dan 367 tindakan di 2008, serta 135 peristiwa dan 185 tindakan.

Sekedar catatan, laporan pemantauan ini membagi empat kategori tindakan pelanggaran, subjek hukum dan pertanggungjawaban. Pertama, tindakan aktif negara (by cimission). Kedua, Tindakan pembiaran yang dilakukan oleh negara (by ommision). Ketiga, tindakan kriminal warga negara. Keempat, tindakan intoleransi yang dilakukan oleh masyarakat.[Az].

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar