Kelompok oposisi Suriah mendapat
kemenangan besar setelah semua peserta yang ikut hadir dalam acara
konferensi negara-negara teman Suriah di Marakesh, Maroko, pada Rabu
(12/12) mengakui oposisi sebagai satu-satunya perwakilan resmi negara
Suriah. Pertemuan yang diikuti oleh 114 negara ini menetapkan bahwa,
“Merupakan hak rakyat Suriah untuk membela diri menghadapi pembataian
yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah di bawah rezim Asad”.
Pengakuan ini selang sehari dari langkah
besar yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang
sebelumnya telah mengakui oposisi sebagai perwakilan resmi Suriah dan
siap memberikan bantuan kepada para pejuang oposisi untuk melawan rezim
Asad. Obama menganggap pengakuan tersebut sebagai langkah yang sangat
penting, dalam wawancaranya dengan televisi ABC Obama mengatakan, “Saya
menetapkan bahwa aliansi oposisi Suriah telah mencakup semua pihak dan
telah mewakili semua rakyat Suriah”.
Pihak oposisi sendiri sangat gembira
menerima pengakuan tersebut, hanya saja mereka berharap agar
negara-negara yang mengakui keberadaan mereka segera memberikan bantuan
berupa senjata.
Sementara, Menteri Luar Negeri Saudi,
Pangeran Su’ud Faishal mengumumkan pengakuan negaranya terhadap oposisi
Suriah dan mengakui mereka sebagai perwakilan resmi Negara Suriah, dalam
pernyataannya dia mengatakan, “Adanya persatuan di antara
kelompok-kelompok oposisi merupakan langkah penting yang bisa
menghilangkan perpecahan di dunia internasional mengenai masalah
Suriah”. Su’ud Faishal juga mengumumkan bantuan Negara Saudi sebesar 100
juta dolar Amerika melalui aliansi oposisi untuk meringankan beban
rakyat Suriah. “Kondisi kemanusian yang terjadi di Suriah merupakan tema
sentral kami, terutama semakin banyaknya para pengungsi yang keluar
dari Negara tersebut,” kata Su’ud Faishal.
“Kita berkumpul di sini setelah kondisi
di Suriah telah mencapai puncaknya, kekacauan yang terjadi di Negara
yang sedang dilanda konflik ini tidak bisa dibiarkan, sementara senjata
berat Pemerintahannya semakin buas dan semakin berutal.” Pungkasnya.
Di pihak lain, Rusia menyayangkan
pengakuan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya terhadap oposisi
Suriah, karena pengakuan tersebut menurut Moskow akan menutup kesempatan
berdialog dengan pemerintah Suriah di bawah Presiden Basyar Asad.
“Pengakuan ini juga akan menyebabkan perlawanan bersenjata dari pihak
oposisi semakin sulit dikendalikan,” ujar pihak Rusia.
Sedangkan kondisi di Suriah sendiri
semakin tidak menentu, Rabu (12/12) kemarin, terjadi 3 ledakan di
lorong-lorong Ibu Kota dan di desa. Pihak Pemerintah Suriah menuduh para
teroris yang melakukan serangan di istana Kementerian Kehakiman dan
Kementerian Dalam Negeri Suriah serta satu lagi di daerah perkampungan
Damaskus. (Absyaish).
Sumber: Lazuardi Birru
Alhamdulillah.. :D
BalasHapus