Senin, 11 Februari 2013

114 Negara Akui Oposisi Suriah




Kelompok oposisi Suriah mendapat kemenangan besar setelah semua peserta yang ikut hadir dalam acara konferensi negara-negara teman Suriah di Marakesh, Maroko, pada Rabu (12/12) mengakui oposisi sebagai satu-satunya perwakilan resmi negara Suriah. Pertemuan yang diikuti oleh 114 negara ini menetapkan bahwa, “Merupakan hak rakyat Suriah untuk membela diri menghadapi pembataian yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah di bawah rezim Asad”.

Pengakuan ini selang sehari dari langkah besar yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang sebelumnya telah mengakui oposisi sebagai perwakilan resmi Suriah dan siap memberikan bantuan kepada para pejuang oposisi untuk melawan rezim Asad. Obama menganggap pengakuan tersebut sebagai langkah yang sangat penting, dalam wawancaranya dengan televisi ABC Obama mengatakan, “Saya menetapkan bahwa aliansi oposisi Suriah telah mencakup semua pihak dan telah mewakili semua rakyat Suriah”.

Pihak oposisi sendiri sangat gembira menerima pengakuan tersebut, hanya saja mereka berharap agar negara-negara yang mengakui keberadaan mereka segera memberikan bantuan berupa senjata.

Sementara, Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Su’ud Faishal mengumumkan pengakuan negaranya terhadap oposisi Suriah dan mengakui mereka sebagai perwakilan resmi Negara Suriah, dalam pernyataannya dia mengatakan, “Adanya persatuan di antara kelompok-kelompok oposisi merupakan langkah penting yang bisa menghilangkan perpecahan di dunia internasional mengenai masalah Suriah”. Su’ud Faishal juga mengumumkan bantuan Negara Saudi sebesar 100 juta dolar Amerika melalui aliansi oposisi untuk meringankan beban rakyat Suriah. “Kondisi kemanusian yang terjadi di Suriah merupakan tema sentral kami, terutama semakin banyaknya para pengungsi yang keluar dari Negara tersebut,” kata Su’ud Faishal.

“Kita berkumpul di sini setelah kondisi di Suriah telah mencapai puncaknya, kekacauan yang terjadi di Negara yang sedang dilanda konflik ini tidak bisa dibiarkan, sementara senjata berat Pemerintahannya semakin buas dan semakin berutal.” Pungkasnya.

Di pihak lain, Rusia menyayangkan pengakuan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya terhadap oposisi Suriah, karena pengakuan tersebut menurut Moskow akan menutup kesempatan berdialog dengan pemerintah Suriah di bawah Presiden Basyar Asad. “Pengakuan ini juga akan menyebabkan perlawanan bersenjata dari pihak oposisi semakin sulit dikendalikan,” ujar pihak Rusia.

Sedangkan kondisi di Suriah sendiri semakin tidak menentu, Rabu (12/12) kemarin, terjadi 3 ledakan di lorong-lorong Ibu Kota dan di desa. Pihak Pemerintah Suriah menuduh para teroris yang melakukan serangan di istana Kementerian Kehakiman dan Kementerian Dalam Negeri Suriah serta satu lagi di daerah perkampungan Damaskus. (Absyaish).


Sumber: Lazuardi Birru

1 komentar: