Selasa, 26 Februari 2013

Orang Tua Ali Bungkam Soal Penangkapan Putranya

 
Orangtua Ali Zainal Abidin, remaja 20 tahun yang ditangkap Tim Densus 88 di Purbalingga Jawa Tengah, mengaku telah mendapatkan pemberitahuan dari pengelola pesantren tentang penangkapan itu. Sedangkan pihak Pesantren Al Mukmin Ngruki belum bisa memastikan apakah remaja tersebut benar-benar alumnus pesantren tersebut.

Orangtua Ali tinggal di RT 05 RW 07, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo. Lokasi rumahnya hanya berjarak ratusan meter arah selatan Pesantren Al-Mukmin, Ngruki.
Ketika para wartawan datang untuk menemui kedua orangtua Ali pada Senin (17/12/2012), gerbang rumah tersebut dikunci rapat dari dalam. Fatimah, ibunda Ali yang sempat kelur rumah hanya berkata pendek.
“Saya sudah tahu (penangkapan) itu. Kemarin sudah diberitahu pengelola pesantrennya. Maaf ya, saya tidak boleh menerima tamu,” ujar Fatimah seperti dilansir detikcom.

Sementara itu Ketua RT setempat mengaku tidak terlalu mengenal sosok Ali. Meskipun sering bertemu Ali, Edi tidak pernah berbicara panjang. “Kalau ketemu, paling Ali hanya menganggukan kepala saja. Itu saja,” jelasnya seperti dikutip okezone.com.

Bahkan sejak lulus sekolah SMP Ponpes Al-Mukmin, Ngruki, Edi mengaku baru tahu bila Ali berada di Purbalingga. Saat keluar merantau dari kampung halamannya, Ali tidak meminta surat pengantar kepada dirinya.

Edi masih meragukan bila Ali terlibat aksi teror di sejumlah Pos Pam di Solo, Jawa Tengah. Pasalnya dari kehidupan keluarganya tidak menujukan ada yang aneh pada diri Ali.
“Keluarga Ali termasuk keluarga yang taat beribadah. Ayahnya Nur Adib terkenal sebagai aktif di kegiatan masjid termasuk pengajian,” ujarnya.

Ali yang sedang nyantri di Pesantren Ma’had Aly Tahfidhul Qur’an El-Suchary Purbalingga, Jawa Tengah, ditangkap oleh Densus 88/Anti Teror Mabes Polri sepulang berbelanja di pasar. Polisi menduga kuat ia membantu Farhan melakukan pelemparan granat ke pos pengamanan polisi di Gladak, Surakarta, Agustus 2012.

Sebelum nyantri di Purbalingga, Ali belajar di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki pimpinan Abu Bakar Ba’asyir. Namun pihak Al-Mukmin belum bisa dimintai kepastiannya. Direktur Al-Mukmin, Ustadz Wahyuddin, mengatakan untuk memberi kepastiannya harus dilakukan dengan cara memeriksa buku induk yang membuat data santri dan alumni pesantrennya. “Kalau saat ini kami tidak bisa karena sedang ada acara,” ujar Wahyuddin. (sf).


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar