Rabu, 27 Februari 2013

Cendekiawan Harus Ambil Peran Bangun Bangsa


 


Para cendikiawan muslim diminta ikut menjadi bagian dalam menata kemajuan bangsa dan membangun peradaban. Salah satu caranya mereka ikut membangun institusi politik.

“Cendekiawan kita dapat ambil bagian dan berkontribusi pada bangsa yakni melalui turut aktif tingkatkan mutu dan kinerja institusi,” kata Wakil Presiden RI, Boediono saat menyampaikan sambutan di Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Jakarta, Selasa (18/12/2012).
Menurut Boediono institusi yang perlu diprioritaskan adalah institusi politik. Sebab, aturan main induk atau dasar kenegaraan ditentukan institusi politik. Karena itu, kata Wapres para cendekiawan dinilai perlu terjun ke institusi politik.

Wapres menyadari cendekiawan akan menghadapi dilema pada kehidupan politik yakni, antara pragmatisme dan idealisme, objektivitas dan subjektivitas, kepentingan sempit dan besar. Tetapi, kata dia, hal itu merupakan tantangan besar yang dihadapi cendekiawan.
“Kita tidak boleh terjebak menunggu kehadiran manusia serba unggul, superhuman dari filsuf Nitche, atau superking, atau dekati nabi,” kata dia.

Karena itu, Boediono mengimbau cendekiawan harus mampu mengubah kepemimpinan kreatif yang menyusun struktur dari realita yang ada. Menurutnya, kunci kemajuan bangsa terletak pada kemampuan bangsa membangun institusi yang dukung kemajuannya yang mencakup politik, ekonomi, hukum, sosial, dan semua yang jadi pilar berbangsa.

“Guna membangun institusi yang berfungsi baik harus disusun ‘aturan main’ dan sumber daya manusianya,” ujar Boediono.[wan].

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar