Senin, 25 Februari 2013

Terorisme Marak, Menag Nilai Dakwah Ulama Masih Kurang


 

Menteri Agama, Suryadharma Ali menilai dakwah yang dilakukan oleh alim ulama dan santri kepada masyarakat masih kurang. Hal ini terbukti dengan masih maraknya aliran sesat namun mengaku Islam, serta ajaran radikalisme dan terorisme.

“Ini keprihatinan kita bersama. Mari kita bertekad untuk mensuplai ummat dengan informasi ajaran Islam yang benar. Juga mari kita datangi saudara-saudara kita yang terlanjur mendapatkan ajaran yang salah, untuk kita ajak kembali kepada ajaran yang benar,” kata Menag pada acara Halaqah Nasional I Kiai Pondok Pesantren Ahlussunah Wal Jamaah di Ponpes Al-Qur’an Al-Falah 2, Nagrek, Kabupaten Bandung, seperti dilansir laman Kementerian Agama.

Menurut Menag, dengan melakukan dakwah sesuai ajaran Ahlussunah Wal Jamaah yang sesuai ajaran Alquran dan Sunah Nabi, maka akan tampak ajaran Islam yang damai, santun, moderat, serta jauh dari kekerasan. “Mari kita tunjukkan kepada dunia, bahwa jangan seenaknya mengaitkan Islam dengan radikalisme dan terorisme. Terlebih lagi mengaitkan radikalisme dan terorisme dengan Pondok Pesantren,” kata Menag.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), Irjen Pol (Purn) H. Arsyaad Mbai mengatakan bahwa perlu dicegah upaya menanamkan radikalisme dan membenci NKRI kepada generasi muda melalui pengajaran Islam yang salah.
Arsyaad menambahkan bahwa saat in dideteksi ada segelintir Pondok Pesantren yang mengajarkan berbagai bentuk radikalisme, seperti mengharamkan hormat kepada bendera dan mengamalkan Pancasila. “Yang seperti itu hanya segelintir jumlahnya, karena Ponpes kita mayoritas mengajarkan Islam yang damai, sejuk, dan moderat, serta cinta NKRI,” ungkapnya.

Namun demikian, yang sedikit ini tidak bisa dibiarkan, harus dipantau untuk selanjutnya dibina bersama para kiai yang ada. Ini demi menjaga citra Pondok Pesantren, demi ummat, dan demi menjaga keutuhan NKRI.[Az].


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar