Yogyakarta-Laboratorium
Forensika Digital Teknik Infomatika UII berinisiatif melakukan pembinaan
berkelanjutan kepada kelompok-kelompok mahasiswa yang memiliki minat
dan keterampilan pada bidang keamanan, hacking dan digital forensic
melalui pembentukan unit UII Cyber Guard. “Keberadaan unit ini diharapkan dapat menjadi salah satu kontribusi UII dalam memberikan solusi bagi ketersediaan tenaga cyberarmy untuk sistem pertahanan Negara” kata kata Ketua Prodi Teknik Informatika UII, Yudi Prayudi, S.Si M.Kom baru-baru ini.
Kata Yudi, meningkatnya jumlah pengguna
internet di Indonesia, selain menguntungkan juga memunculkan sejumlah
masalah baru terkait dengan penyalahgunaan yang mengarah pada bentuk
kejahatan cybercrime. Targetnya bervariasi bisa individu, bisnis ataupun
instansi strategis. “yang mengkhawatirkan bila targetnya adalah
infrastruktur publik milik pemerintah sehingga berdampak pada kerugian
secara nasional dan kekacauan yang meresahkan masyarakat luas. inilah
salah satu wujud cyberwars” terang Yudi.
Dosen Teknik Informatika UII, Hamid, ST,
M.Eng menambahkan beberapa Negara yang terlibat konflik seperti Israel,
Palestina, Suriah dan Iran telah memperagakan bagaimana konsep cyberwars
benar-benar telah terjadi, bukan hanya sekedar wacana belaka. Melihat
serangan yang begitu terorganisir tidaklah mungkin kalau hanya bentuk
spontanitas hacker belaka, namun jelas melalui komando organisasi
pertahanan yang dimiliki oleh Negara tersebut.
Di Indonesia, lanjut Hamid, sejumlah
institusi resmi telah mulai memfokuskan diri untuk menangani berbagai
issu terkait bidang ini. Contohnya, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII, Indonesia Computer Emergency Response Team (ID-CERT), Unit Cyber Crime RESKRIMSUS POLRI, Unit Digital Forensik Lab Forensik Mabes Polri, dan Sistem Informasi Perthanan Negara (Sisfohaneg) sebagai backbone dari cyber defence Indonesia.
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar