Jumat, 25 Januari 2013

Selesaikan Perbedaan dengan Dialog, Bukan Kekerasan




Dosen Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ainul Yaqin mengatakan, fenomena munculnya gerakan kekerasan dengan dalih agama akan selalu ada dan terus muncul. Karena hal itu terkait ideologi dan pemahaman keberagamaan seseorang atau kelompok.

“Kalau sudah masuk pada wilayah keberagamaan atau ideologi itu akan selalu muncul, tidak akan pernah habisnya. Namun jangan sampai kekerasan menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah itu,” kata penulis buku Pendidikan Multiukulturalisme pada Lazuardi Birru, di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Menurut lulusan Pesantren Tambak Beras Jombang ini, naturally dalam beragama itu akan selalu muncul perbedaan dalam berideologi dan beragama, meskipun itu masih dalam satu agama. Misalnya, kata Yaqin, dalam diri orang-orang muslim sendiri perbedaan itu akan selalu ada.

“Bukan hanya Islam sebenarnya, tapi dalam semua agama pasti ada perbedaan, baik itu Kristen, Budha, Hindu, tapi memang yang menjadi sorotan dari media nasional maupun internasional itu adalah fenomena kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam Islam. Tapi sebenarnya hal itu tidak hanya terjadi dalam Islam,” kata Yaqin menjelaskan.

Lebih jauh Yaqin mengatakan, dalam Islam tidak boleh ada yang mengkalim bahwa pandangan dia itu yang paling benar. “Kalau ada sekelompok orang yang mengklaim bahwa pandangannya yang paling benar, sebanrnya sah-sah saja, tapi kalau sudah mengacu pada cara-cara yang sudah melanggar hukum, memaksanakan kehandaknya dan menganggap orang lain salah, bahkan mengkafirkan orang lain, itu yang tidak benar,” kata Yaqin.

Seharusnya, lanjut Yaqin, kalau terjadi hal seperti itu seharusnya tidak diselesaikan dengan cara-cara kekerasan. Seharusnya diselesaikan dengan cara bertemu dan berdialog.[Az]



Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar