Jumat, 04 Januari 2013

Kekerasan Atas Nama Agama Hanyalah Kedok


M. Zainal Anwar, M.Si, Peneliti Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta mengatakan, kekerasan atas nama agama yang akhir ini marak terjadi di Tanah Air hanyalah kedok belaka. Zainal menilai, kekerasan bisa terjadi atas nama apapun, namun ada oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan agama sebagai pembenar.

“Kekerasan itu bisa atas nama apapun. Kalau ada kekerasan yang menggunakan legitimasi agama, saya kira itu hanya kedok saja,” kata lulusan pascasarjana UIN Sunan Kalijaga ini pada Lazuardi Birru, di Yogyakarta.

Lebih jauh Zainal menilai, di balik kasus kekerasan atas nama agama yang kerap terjadi, banyak sekali dimensi yang melatarbelakangi kemunculannya, baik aspek ekonomi, aspek politik, dan dimensi budaya. Kemudian, kata Zainal, semua dimensi tersebut dikaitkan dengan persoalan agama. “Karena memang sentimen agama di Indonesia lebih mudah daripada yang lain,” demikian pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah ini menjelaskan.

Menurut Zainal, dengan membangun sentiment keagamaan, sebuah kelompok atau oknum bisa dengan mudah mengumpulkan massa dan mencari simpati publik. Karena itu, Zainal berharap agar masyarakat berpikir kritis, tidak mudah terprovokasi oleh energi negatif yang menggunakan agama sebagai alat legitimasinya.

“Kalau kita dalami kasus demi kasus kekerasan yang terjadi, sebetulnya itu bukan atas nama agama, melainkan agama hanya dijadikan tameng dan pembenar dalam melakukan tindakannya. Sehingga orang sedemikian mudah melakukan kekerasan itu,” kata Zainal menjelaskan.

“Agama sendiri kalau kita dalami dan pahami secara komprehensif, tidak ada satu agama pun yang kemudian melegitimasi umatnya untuk melakukan kekerasan,” tegas alumni Pondok Pesantren Qudsiyah, Kudus ini.[Az]


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar