M. Zainal Anwar, M.Si, Peneliti Institute
for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta mengatakan, kekerasan
atas nama agama yang akhir ini marak terjadi di Tanah Air hanyalah kedok
belaka. Zainal menilai, kekerasan bisa terjadi atas nama apapun, namun
ada oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan agama sebagai
pembenar.
“Kekerasan itu bisa atas nama apapun.
Kalau ada kekerasan yang menggunakan legitimasi agama, saya kira itu
hanya kedok saja,” kata lulusan pascasarjana UIN Sunan Kalijaga ini pada
Lazuardi Birru, di Yogyakarta.
Lebih jauh Zainal menilai, di balik kasus
kekerasan atas nama agama yang kerap terjadi, banyak sekali dimensi
yang melatarbelakangi kemunculannya, baik aspek ekonomi, aspek politik,
dan dimensi budaya. Kemudian, kata Zainal, semua dimensi tersebut
dikaitkan dengan persoalan agama. “Karena memang sentimen agama di
Indonesia lebih mudah daripada yang lain,” demikian pria kelahiran
Kudus, Jawa Tengah ini menjelaskan.
Menurut Zainal, dengan membangun
sentiment keagamaan, sebuah kelompok atau oknum bisa dengan mudah
mengumpulkan massa dan mencari simpati publik. Karena itu, Zainal
berharap agar masyarakat berpikir kritis, tidak mudah terprovokasi oleh
energi negatif yang menggunakan agama sebagai alat legitimasinya.
“Kalau kita dalami kasus demi kasus
kekerasan yang terjadi, sebetulnya itu bukan atas nama agama, melainkan
agama hanya dijadikan tameng dan pembenar dalam melakukan tindakannya.
Sehingga orang sedemikian mudah melakukan kekerasan itu,” kata Zainal
menjelaskan.
“Agama sendiri kalau kita dalami dan
pahami secara komprehensif, tidak ada satu agama pun yang kemudian
melegitimasi umatnya untuk melakukan kekerasan,” tegas alumni Pondok
Pesantren Qudsiyah, Kudus ini.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar