Pancasila sebagai ideologi merupakan
cerminan dari nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Sebagai sebuah
konsensus, Pancasila merupakan perekat bangsa yang beragam. Hal tersebut
diungkapkan Direktur Pais Dirjen Pendis Kementerian Agama RI, Dr. Amin
Haedari, M.Pd.
Menurut Amin, Pancasila merupakan
cerminan dari keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Negara yang dibangun di atas perbedaan suku, budaya, bahasa, agama,
bahkan kepercayaan ini, tetap menjadi satu kesatuan di bawah naungan
NKRI. “Pancasila ini juga tidak bertentangan dengan agama,” tegas Amin
pada Lazuardi Birru, di Jakarta.
Ia mencontohkan misalnya sila pertama
pada Pancasila. Menurut Amin, sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha
Esa. “Agama (Islam) juga mengajarkan kita untuk beragama dan beriman
pada Tuhan. Begitu juga dengan sila-sila lain yang ada dalam Pancasila,”
ungkapnya.
Selanjutnya sila tentang keadilan sosial.
Menurut dia, agama juga sama mengajarkan tentang keadilan sosial ini.
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, yang di dalamnya juga ada konsep demokrasi
juga selaras dengan Islam sangat menjunjung demokrasi. Bahkan sebetulnya
tidak ada agama lain atau kelompok lain yang lebih demokratis dari
Islam,” demikian Amin menjelaskan.
Lebih lanjut Amin mengatakan, dalam
Pancasila ada sila tentang “kemanusian yang adil dan beradab”. Pada sila
ini, kita harus menghargai sesama manusia. Tidak hanya bagi mereka yang
seiman, tatapi sesama manusia secara luas. Dalam Alquran, kata Amin,
banyak ayat yang dimulai dengan awalan Ya Ayyuhannas, itu adalah manusia semuanya. Bukan Ya Ayyuhal Ladzina Amanu saja. “Pancasila dengan agama tidak bertentangan, saling mendukung, dan saling memperkuat,” tegasnya.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar