Perubahan dari Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) juga berdampak pada
perubahan paradigma kampus berbasis agama Islam ini. Yang paling terasa
tentu saja adalah integrasi antara ilmu-ilmu agama dengan keilmuan
umum.
Selama ini, sains dan agama selalu
bergerak sendiri-sendiri. Tentu saja ini terjadi karena banyak yang
menganggap masing-masing berjalan di koridor yang berbeda. Hadirnya UIN
ingin membantah bahwa jurang demarkasi tersebut bisa dijembatani.
“Jadi semangatnya adalah melaksanakan
ilmu yang bernapaskan agama. Kita ingin ada kohesivitas. Sehingga, siapa
pun yang menjadi politisi atau pejabat itu harus jujur,” tutur Prof.
Dede Rosyada.
Integrasi antara agama dan sains
aplikasinya tidak hanya pada kurikulum, tetapi juga dalam pembelajaran
dan budaya di kampus. Prof. Dede mencontohkan sejumlah mahasiswa yang
tengah sibuk melakukan pengujian di laboratorium akan menghentikan
aktivitasnya pada terdengar suara adzan. [Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar